Wajah Bahagia dalam Kamera
Sang Profesor Meutia Hatta
Bekasi, dobeldobel.com
Apa yang akan anda bawa ketika sedang berkampanye? Anda pasti buru-buru melongok aksi para caleg ketika berkampanye membeberkan visi dan misinya ke khalayak ramai, mengamati lebih rinci, apa saja yang mereka bawa.
Tapi tengoklah Meutia Hatta kala berkampanye di GOR Bekasi. Setelah turun dari mobil dan berjalan menuju tenda untuk beristirahat sementara, ternyata beliau tidak menenteng tas sebagaimana layaknya perempuan. Tas malah diangsurkan kepada ajudannya, dan yang tertinggal di tangannya adalah sebuah kamera digital single lens reflex. Ya sebuah kamera D-SLR yang digenggam doktor Antropologi, setia menemaninya sampai akhir kampanye.
Siang terik di GOR Bekasi (Minggu, 30 Maret 2009), memang perhelatan PKPI yang memang menjagokan putri Bung Hatta ini sebagai calon RI-1. Selain Meutia, sederet calon anggota legislatif daerah pilihan Bekasi, diperkenalkan kepada khalayak oleh Ketua DPC PKPI H. Supratman, SE, caleg DPR RI no.1 dapil Kota Bekasi dan Depok. Dan jangan heran, kalau sebagian besar dari mereka adalah perempuan. Dalam sambutannya, Meutia mengatakan bahwa calon anggota legislative dari PKPI adalah generasi muda yang diharapkan setelah menjadi anggota legislatif nanti, benar2 melakukan fungsi utamanya, menjadi perwakilan rakyat. “kalaupun ada calon yang tua, itu adalah sesepuh” jelas Bu Meutia. Memang, caleg PKPI, nampak didominasi kaum hawa, dengan penampilan yang “cukup mudah dikenal khalayak”. Mereka cantik-cantik dan muda, komentar salah seorang peserta kampanye kepada dobel-dobel.com.
Suasana kampanye PKPI siang itu memang jauh dari keteduhan. Sinar matahari sedang murah membagikan sinarnya untuk para peserta kampanye. Meskipun demikian, mereka tetap tertib, dan setia mengikuti rangkaian acara kampanye. Terlebih lagi ketika Ibu Meutia hadir di lokasi, sontak mereka berdiri di depan panggung kampanye menyambut kehadiran ibu dari Tansri Yusuf Zulfikar ini. Semuanya berebut untuk memberikan ucapan selamat dating secara langsung kepada sang ibu. Melihat hal ini, Meutia di atas panggung dengan gembira menyatakan, “Kita harus jadi partai model!” Maksudnya, PKPI harus menjadi partai panutan bagi partai yang lain dalam berkampanye, termasuk dalam hal kampanye, yang seyogyanya memang harus dilakukan secara damai.
Menurutnya, PKPI adalah partai yang mengajak untuk memberantas kemiskinan dan bukan menggusur orang miskin. Untuk itu, diharapkan khalayak yang hadir dalam kampanye terbuka di GOR Bekasi tersebut untuk mengajak serta saudara-saudara dan rekan2 yang lain untuk memilih PKPI dalam Pemilu tanggal 9 April nanti.
Meutia Hatta dalam KOMPAS pernah mengatakan, meskipun PKPI menargetkan minimal perolehan suara 7 juta suara, namun ia berharap dukungan yang diperoleh lebih maksimal dan sebanyak-banyaknya. Selain itu, PKPI juga sangat komit dengan kuota 30 persen perempuan di legislatif sebagai amanat undang-undang yang harus dipatuhi. "PKPI harus menjadi partai yang memberi solusi, dengan cara berfikir dengan otak, bukan dengan otot," katanya.
Melihat wajah tersungging senyum dari mantan Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan ini, rasanya memang layak jikalau PKPI mencalonkannya sebagai Capres. Kebahagiaan yang terpancar, ternyata juga menular kepada para penikmat kampanye PKPI siang itu. Apalagi setelah selang pemadam kebakaran memuntahkan air untuk mendinginkan suasana kampanye. Diam-diam, moment ini menjadi perhatian serius Bu Meutia, yang karya2 beliau sudah pernah dipamerkan pada tahun 2005 (Plaza Semanggi, 6-17 April 2005) lalu dalam tajuk Perempuan Dalam Bingkai.
Bagi mereka yang beruntung, ternyata menjadi santapan empuk bagi kamera Nyonya Sri Edhi Swasono ini. Mengarahkan lensa kamera digital single lens reflex-nya ke beberapa wajah terpilih, lalu menekan tombol shutter dengan telunjuk kanan. Lantas terdengar cekrek.. cekrek.. cekrek, suara efek buka-tutup rana kamera. “Saya suka membidik wajah2 yang bahagia” papar singkat nya kepada dobel-dobel.com. “Saya suka memotret mereka” tambahnya, sesaat sebelum memasuki mobil dan bertolak untuk melanjutkan kampanyenya ke
Negeri Serambi Mekkah. Terus mau dikemanakan bu foto-fotonya. “Yah.. kalau ada yang yang berminat, mungkin bisa diterbitkan.” Tukasnya dengan senyum. Yah, Hayo, siapa lagi nih penerbit yang tertarik membukukan karya putri Bung Hatta.
(Dian Purnama Putra & Sidik Rizal)
------------------------------------------------------------------
BIODATA
Nama:
Dr. Meutia Farida Hatta Swasono
Lahir:
Yogyakarta, 21 Maret 1947
Jabatan:
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI, Kabinet Indonesia Bersatu
Agama:
Islam
Suami:
Prof. Dr Sri Edi Swasono
Pendidikan:
S-3, Antropologi Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia, 1991
Pengalaman kerja:
Deputi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI bidang Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan, 23 Desember 2003-sekarang
Ketua Jurusan D-3 Pariwisata Fisip UI, Jakarta, hingga sekarang
Ketua Umum Yayasan Hatta, 2002-2005
Ketua Umum Forum Konsultasi Pembinaan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Terasing, Departemen Sosial RI, 1995-sekarang
Peneliti tetap pada Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya, Lembaga Penelitian UI, 1990-sekarang
Pengajar di jurusan Antropologi Fisip UI, 1984-sekarang
Alamat Kantor:
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
Jalan Medan Merdeka Barat No. 15
Jakarta Pusat 10110
Telp. (021) 380.5539, 384.2638
No comments:
Post a Comment