(Membantah Kemesraan Megawati dengan JK yang membuat sakit SBY)
DPR RI, Jakarta, dobeldobel.com
Menonton acara debat presiden yang ditayangkan oleh semua stasiun televisi ini (Kamis, 25 Juni 2009), memang terasa beda dari perdebatan presiden sebelumnya yang disebut-sebut banyak orang sebagai perdebatan tanpa argumen atau perdebatan tanpa debat!
Memang budaya bangsa kita yang masih kikuk dan saya lebih suka menggunakan istilah ini dari pada terminologi "ewuh pakewuh" pada budaya adu argumen di depan publik. Karena biar bagaimanapun ini adalah acara perdebatan presiden yang pertama di Indonesia dari beberapa kali pemilu selama satu dekade terakhir. Kebiasaan orang Jawa yang ngomongnya lunak tapi bisa nyelekit atau orang Makassar yang blak-blakan nyentil tampak sekali dalam acara debat presiden putaran kedua kali ini.
(Sekadar intermezo berikut ini debat presiden Negeri Impian episode 1)
Anda semua telah melihat bagaimana seorang Megawati SP yang selalu mengeluarkan pernyataan yang terkadang (maaf) "nggak nyambung". Dan itu saya maksud tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada beliau, selaku mantan Wanita Presiden RI pertama yang juga kini sebagai capres RI 2009-2014. Dan Megawati juga sering sekali menggunakan terminologi (sampai saya hapal), "Dulu saat saya menjadi presiden!" Seolah ia perlu menegaskan itu berulang-ulang. Padahal SBY bisa saja menggunakan terminologi itu tapi dengan tambahan intonasi, "Saya juga pernah jadi presiden TAPI lebih lama 2,5 tahun!" sebagai antisipasi, namun tidak dilakukan atau dikatakan langsung kepada Megawati.
Bahkan saat membahas tentang bagaimana membebaskan Indonesia dari masalah hutang luar negeri dan hutang dalam negeri, SBY sempat menyentil Megawati tanpa menyebutkan nama dengan perkataan, "Tidak perlulah kita memaksakan diri untuk jual asset dengan privatisasi BUMN yang berlebihan dalam membayar hutang negara kita." Di sini seolah jelas bila Megawati kembali memimpin negara kita, maka untuk membayar hutang negara, maka pasti akan menjual asset negara kembali, di samping untuk membantah pernyataan sebuah LSM dan lembaga survey yang mengatakan bahwa SBY tertekan dan terpaksa akan menjual asset negara melalui privatisasi bila defisit APBN dan belum terbayar hutang negara.
Tampak jelas ketiga kandidat presiden ini mempunyai perbedaan penalaran dan logika berdebat yang sangat jauh, bila dikaitkan dengan faktor seperti emosi, penguasaan permasalahan, interaksi logis. Bagaimana tidak, beberapa kali JK yang merupakan capres paling visioner dan cerdas dalam berbicara, sesuai dengan darah Makassarnya secara gamblang "meninju" SBY berulang kali termasuk Boediono sang cawapres SBY dengan sebutan tersendirinya "Pihak Perbankan" yang sudah sering diperingatkan oleh JK dalam beberapa sidang kabinet. Sementara Megawati SP, masih jauh nalar logika responnya dari inti pertanyaan dan juga sering dia menjawab dengan terminologi masa lalu, padahal yang ditanyakan adalah mengenai masa depan, yakni apa yang akan dia lakukan untuk masa depan bila terpilih jadi presiden. Artinya Megawati bukan tipe visioner yang kuat. Tapi memang ia selalu mengawali, hal ini dikarenakan mendapatkan nomor urut 1. Jadi seperti kurang kesempatannya untuk mengambil nafas ancang-ancang dan kesempatan berfikir cepat. Itulah sebabnya ia beberapa kali suka kurangnya kontrol waktu, dan bicaranya diputus oleh moderator debat.
Lalu JK dalam berargumen dengan SBY saat mengenai bahan bakar minyak, yang secara gamblang JK mengatakan sudah meminta SBY untuk segera menurunkan harga gas dengan pihak luar negeri namun karena tim kerja SBY berdasarkan Keppres tidak juga merespon secara cepat atau kerjanya lambat. Dan "tendangan" telak JK kepada SBY ini bukannya tidak bisa dihindari, bahkan sempat SBY bertanya pada JK, "Harga apa pak?" menegaskan pernyataan JK tentang harga gas yang jadi lebih mahal daripada sebelumnya. "Harga gas pak SBY, yang juga tidak ditindak lanjuti oleh tim kerja pak SBY yang sudah dibekali Keppres. Padahal hal itu adalah sangat mendesak". Kali ini maka Megawati lah yang tersenyum lebar karena kabar burung bahwa SBY-JK kompak bersikap terhadap dirinya ternyata saat itu tidak tampak.
Di sini terlihat kepiawaian seorang JK bersilat lidah, tapi toh ditanggapi dengan lunak oleh SBY yang menuliskan pernyataan harga gas yang naik, seolah SBY ingin membuktikan bahwa keluhan JK akan ditindaklanjuti dalam tugasnya sebagai presiden RI yang akan segera berakhir. Satu body language yang menurut saya cukup manis dan menunjukkan respon "sangat menghargai" dan menghormati keluhan JK. Tapi hal ini tidak dibalas positif oleh JK, bahkan JK semakin sering keluarkan pernyataan menendang SBY walau dengan nada bercanda.
Lalu kapan JK kena batunya? JK terkena kick keras dari sang capres Megawati, saat pertanyaan tentang Ketenagakerjaan mengenai Undang-Undang 33 masalah ketenagakerjaan. Kalau beberapa waktu sebelumnya JK, dengan antusiasnya menjelaskan bahwa UU ketenagakerjaan ini sangat unik karena, "Pengusaha tidak suka, dan para buruh atau karyawan juga tidak suka", maka JK akan mengusahakan untuk duduk bersama bila ia nanti dipilih menjadi presiden RI dan membahasnya segera setelah Pengusaha dan Pekerja secara bipartit mengadakan pembahasan awal, baru kemudian pemerintah ikut nimbrung berdiskusi secara tripartit dan tentunya dibantu oleh Pengadilan Industrial serta lembaga ketiga (pen: mungkin seperti Arbitrase atau Litigasi, kali ya?).
Menanggapi hal ini ketika Megawati ditanya moderator seorang ekonom INDEF, Aviliani tentang persamaan atau perbedaan pandangan, maka Megawati "menendang langsung" ke uluhati sang mantan menkokesra JK dengan kata-kata, "Saat saya menjadi presiden dulu, pak JK dulu kerja ikut saya!" dan berderailah tawa para penonton di studio TV tersebut. Tak mau saja diam, JK menimpali ucapan Megawati dengan maksud bercanda mencairkan suasana, "ya pada saat itu saya sebagai Menko Kesra Ibu," sayang ini tidak didengarkan dan direspon positif oleh Megawati, sementara ekspresi tak suka Megawati kepada JK sangat jelas terlihat di layar kaca. Dan sebagai seorang politisi ulung, JK menimpali kembali, "Gimana Bu, kerja saya waktu itu, bagus kan Bu? Bagus kan Bu?"
Dengan telak dan singkat, Megawati menjawab. "Ya endak dong!" dan tergelaklah seluruh penonton di studio, terutama tampak SBY tersenyum lebar. (Dan terbantahlah sudah kabar bahwa Megawati cukup mesra dengan JK sementara SBY sakit seolah karenanya) tentunya juga penonton di seluruh Indonesia yang sedang menonton acara tersebut dapat dipastikan juga tertawa. Saya sendiri hanya memukul-mukul bantal guling karena merasa ini lucu sekali, bagaimana JK ditendang telak oleh Megawati.
SBY juga selalu mengambil kesempatan untuk membalas serangan ledekan Jusuf Kalla, seperti saat JK menyindir bahwa presien Indomie yang mungkin akan makan terlalu banyak mie instan maka pastinya di waktu yang akan datang akan banyak mengimport gandum dan tepung terigu karena kebutuhan akan mie instan pasti akan meningkat drastis bila SBY jadi presiden. Hal ini tentu saja juga memancing tawa dan tepuk tangan dari poara penonton. Tapi pada kesempatan berikutnya, SBY berhasil mencuri waktu untuk membalas "pukulan" sindiran dengan jawaban, "Siapa bilang saya makan mie yang terbuat dari tepung terigu saja? Saya juga makan mie dari jagung, mie dari sagu, singkong dan bahan lainnya...!" maka baik JK dan penonton kembali tertawa bersama.
Sungguh ini perdebatan yang paling santun yang pernah penulis perhatikan, jika dibandingkan dengan debat presiden di Amerika Serikat sana pada pemilu presiden saat debat antara Obama dengan Hillary Clinton atau dengan McCain. tapi biar begitu, pertarungan tingkat elit ini, hanya bisa dinikamti oleh orang-orang tertentu yang bukasn saja mengerti bahasa tingkat tinggi tapi juga peduli dengan siapa yang paling pantas menjadi presiden dalam perdebatan terbuka ini.
Walaupun pada awal perdebatan yang terasa datar dan kemudian jadi kiat menghangat baru memanas pada klimaksnya dimana JK "menyentil" beberapa kali SBY dan Boediono , kemudian SBY juga beberapa kali juga menangkis dan membalas dengan sangat manis sentilan itu. Tapi pukulan tak berbentuk (tak terlihat) mata orang awam, sempat dilayangkan SBY kepada Megawati tanpa emnyebutkan nama Megawati sama sekali. Inilah keunggulan diplomasi SBY, karena dia hanya ingin menggunakan cara debat yang santun sesuai karakter dirinya.
Diakhir debat pada pernyataan penutupan, Megawati mengeluarkan kalimat yang mengajak seluruh rakayat untuk bergotong royong dan mendukung dirinya beserta Prabowo Subianto untuk menjadi Presiden RI di masa mendatang, tanpa tekanan dan kedalaman bahasa, tapi bisa dia akhiri dengan manis dan salam (salamlekum) yang satu-satunya ia ucapkan pada akhir kalimat. dan itu semua diucapkan kurang dari waktu yang diberikan, atau sekitar 17 detik sebelum waktu habis. Padahal saat sebelumnya, beberapa kali Megawati diberi kesempatan bicara, selalu waktunya terlewatkan sebelum selesai bicaranya.
Kemudian SBY yang juga menutupnya dengan menggunakan kalimat lawannya dalam hal ini JK, bahwa bila pasangan SBY-Boediono insyaAllah dipercaya rakyat dan diberikan jalan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, maka akan melanjutkan perjuangan untuk kesejahteraan rakyat, artinya ia memang juga mempunyai kebijakan yang PRO RAKYAT, seperti melanjutkan program bantuan peningkatan kesejahteraan rakyat seperti BLT, KUR PNPM dan lain sebagainya namun LEBIH TEPAT LEBIH BAIK. Kalimat-kalimat kampanye yang cerdik ini dia sampaikan secara tepat di akhir 5-7 detik sekitar menjelang waktu berakhir.
Maka yang paling diuntungkan adalah JK, dengan mendengar closing statement dari kedua kandidat presiden, maka seperti pada debat putaran presiden yang pertama. Dimana dia menyatakan, "Kalau nomor satu, Ibu Mega pernah jadi Presiden, Nomor dua, pak SBY juga pernah jadi presiden, maka untuk saya yang nomor 3, biarlah kini sekarang saya yang jadi presiden...!" da berderailah tawa penonton. Demikian juga pernyataan penutup kali ini, dia menegaskan kepada SBY, "Bagi rakyat yang harus kita tingkatkan kesejahteraannya maka kita memang harus lanjutkan program-progamnya pemerintah sebelum ini. Misalnya dengan memberikan ikan dan kail serta perahu untuk berwirausaha. Tapi kami akan LANJUTKAN dengan mengajarkan kepada rakyat untuk bagaimana membuat kailnya dan bagaimana membuat perahunya. jadi pak SBY, izinkan saya untuk MELANJUTKANNYA dari bapak SBY....!" dan kali inipun kalimat JK mengundang tawa para hadirin serta tepuk tangan mereka.
Sungguh debat yang lebih cantik dan menarik daripada debat sebelumnya.
Berikut beberapa cuplikan Debat Calon Presiden putaran 1
MEGAWATI SP: (lagunya = "Aku masih seperti yang dulu!") selalu melihat ke belakang dan paling sering menggunakan kata, "Sewaktu saya jadi presiden... dulu ya lebih baik kondisinya, kalau ada yang lebih buruk, ya kerja para mentri saya!"
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Berita terkait yang berhubungan dengan Debat Presiden tahapa ke 2:
JAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono siap menghadapi capres Megawati Soekarnoputri dan M Jusuf Kalla pada acara Debat Capres putaran kedua bertajuk "Mengentaskan Kemiskinan dan Pengangguran", Kamis (25/6) malam di Studio Metro TV, Jakarta.
Debat akan dimoderatori ekonom Indef, Aviliani. "Pak SBY akan menyampaikan visi-misinya mengenai pengurangan pengangguran dan kemiskinan," ujar Ketua Tim Kampanye Nasional SBY-Boediono Hatta Rajasa di depan Studio Metro TV.
Hatta, yang juga Menteri Sekretaris Negara, berharap, moderator debat dapat menanyakan hal-hal yang tetap berada di koridor topik yang diperdebatkan. "Moderator jangan terpengaruh siapa pun," imbuhnya.
Secara terpisah, Sekretaris Timkamnas Marzuki Alie, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Demokrat mengatakan, capres SBY tidak akan menyerang siapa pun pada acara Debat Capres. Menurutnya, tidak ada aturan yang mengatakan bahwa para kontender harus menggunakan gaya menyerang.
Terkait materi, Marzuki mengakui, SBY sebagai presiden incumbent menguasai materi dan mengantongi data-data kemiskinan dan pengangguran.
----------------------------------------------------------------------------------------------
Awing Asmawi, SE., melalui HP nya (0816908507) berkomentar tentang Debat Capres tahap 2 ini dengan "SBY is the Best"
----------------------------------------------------------------------------------------------
JAKARTA, okeZone - Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku debat antarcalon presiden putaran kedua ini lebih segar dibanding sebelumnya.
"Saya melihat cukup segar," kata SBY Debat Capres II dengan tema 'Mengentaskan Kemiskinan dan Pengangguran di Studio Metro TV, Jakarta, Kamis (25/6/2009) malam.
Menurut dia, suasana di studio sangat cair sehingga masing-masing kandidat bisa mengemukakan pendapatnya soal pengentasan kemiskinan dan pengangguran. "Mudah-mudahan debat selanjutnya, bisa seperti ini," sambungnya
Sementara itu Capres Megawati Soekarnoputri enggan berkomentar banyak mengenai debat malami ini. Dia melihat perbedaan debat kali ini dengan sebelumnya hanya berdasar pada mater. "Sama saja dengan debat yang pertama," ujarnya.
Berbeda dengan kandidat nomer urut tiga, Jusuf Kalla. JK mengaku penampilannya kali ini lebih luwes dibanding sebelumnya. "Sejak dulu saya kan rileks," kata dia kepada wartawan
Debat capres putaran kedua memang terlihat lebih menarik ketimbang debat sebelumnya. JK tampil atraktif dengan penampilannya yang luwes dan lugas. Sedangkan SBY terlihat berusaha keluar dari sikap kehati-hatiannya.
(ram)
---------------------------------------------------------------------------------------------Jakarta - Jumlah penonton pada debat capres putaran dua di studio berkurang. Jika pada debat pertama pengunjung berjubel, kali ini suasana studio tampak lengang.
Pantauan detikcom di Studio Metro TV, Jl Pilar Mas Raya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Kamis (25/6/2009), beberapa kursi di barisan utama tampak kosong. Demikian juga kursi di deretan belakang.
Saat debat akan dimulai panitia bahkan sempat meminta hadirin yang duduk di belakang maju ke depan. Hal ini dimaksukan agar bagian yang akan di-shoot kamera tampak terisi dan tidak lowong.
Ini lain dengan debat capres pertama. Dengan ukuran studio lebih besar, saat itu kursi tampak terisi penuh. Bahkan ada banyak penonton yang duduk di sela-sela deretan kursi dan berdiri di sekitar panggung.
(sho/mad)
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Ice Breaker di Debat Capres Putaran ke-2 adalah JK
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nur Hidayat Sardini menilai debat capres putaran kedua ini menjadi menarik karena penampilan salah satu kandidat yang luwes dan atraktif.
“Ada ice breaker di debat kali ini,” kata dia usai mengikuti debat capres di Grand Studio Metro TV, Kamis (25/6/2009).
Memang, saat debat berlangsung, kandidat capres nomer urut 3, Jusuf Kalla terlihat lebih luwes dan santai ketimbang dengan penampilan sebelumnya. JK banyak menghibur penonton di studio dengan lontaran pernyataan yang khas dan mencirikan ‘apa adanya’.
Dalam debat, JK juga sempat menyindir iklan SBY dengan jingle mie instant. “Saya minta maaf jingle Indomie yang bapak pakai. Jangan terlalu banyak makan Indomie karena nanti gandum naik,” ujarnya yang disambut gelak tawa hadirin.
Selain itu, JK menyempatkan diri menyindir Cawapres Boediono mengenai kebijakan di bidang ekonomi. SBY pun tidak tinggal diam, dengan sigap dia menimpali pernyataan JK. Saat break iklan pun keduanya, terlihat akrab. SBY-JK saling bersalaman dan tersenyum sumringah.
Sumber Okezone.com
Wah sudut pandang buat orang yang mendukung salah satu capres bisa beda jauh banget penafsirannya. Tapi yang ini cukup netral lah!
ReplyDelete(Bagian 2 dari 3 bagian)
ReplyDeleteMelihat sepintas ekonomi kerakyatan ala SBY, JK, Megawati
Bagi JK bantuan dana IMF hanya akan memberikan peluang bagi pihak asing menanamkan kekuasannya tanpa memberikan manfaat apapun untuk Indonesia, dan sayangnya kita selama ini memberikan peluang tersebut tanpa kita sadari. Itulah mengapa JK mengatakan “This is my country, not your country”, ketika berhadapan dengan IMF.
Tidak lupa JK menjanjikan pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2011.
Bagaimana dengan SBY? Sama halnya dengan JK Pada tahap pembukaan dialog terbuka, SBY diminta menjelaskan tentang visi dan misinya kepada audiens, pada kesempatan itu pula SBY menjelaskan beberapa visi yang akan dijalankannya bila terpilih nanti (sayang saya lupa 4 visi tersebut..sori..).
Yang cukup menarik, secara garis besar beliau menjelaskan keberhasilan yang diraih selama masa kepemimpinanny yang harus dilanjutkan, mulai dari turunnya BBM, tingkat pengangguran yang menurun, angka kemiskinan yang juga menurun, program2 perlindungan terhadap UKM dan sebagainya, sedangkan menurut SBY hal yang harus diperbaiki secara serius salah satunya adalah masalah reformasi birokrasi yang selama ini dirasa banyak mengganggu aktifitas industri.
Berbeda dengan JK yang mematok angka pertumbuhan ekonomi mencapai 8%. SBY yang masih menjabat Presiden RI sampai saat ini sepertinya tidak begitu mematok pertumbuhan ekonomi sebesar itu, beliau hanya berjanji bahwa perekonomian akan tumbh ke angka 7% dan itupun terjadi pada tahun 2014. Hal ini di karenakan faktor krisis finansial secara global yang juga berpengaruh kepada Indonesia.
Asalamualiakum
ReplyDeletedari iklanzoom.com dan tivasi.com
semoga Indonesia tambah jaya dan sukses
wasalamuailakum