Seorang teman saya caleg dari partai tertentu, muncul di televisi dalam acara talkshow, Partai Bicara. Secara kebetulan ia didorong oleh para sejawatnya yang hadir dalam cara tersebut untuk maju dalam acara tayangan rekaman yang akan disiarkan secara nasional pada beberapa hari berikutnya. Entah karena grogi atau karena kebanyakan makan sate kambing dari hari raya Idul Qurban, dia tak sengaja melakukan blunder bicara. Biasalah "Slip of the Tounge".
Namun sayangnya peristiwa itu sungguh sangat menekannya, bahkan hingga terbawa saat kepulangannya setelah talkshow selesai. Setelah itu ia ikut salah satu caleg temannya yang juga nomor satu dari dapil berbeda. Sang caleg (maunya saya sebut namanya, namun demi pertemanan kami, tak perlu lah), sempat meminum beberapa butir obat sakit kepala (nama obatnya juga maaf tak bisa saya sebutkan, bukan karena larangan iklan, namun lebih kepada sang obat malu ketauan kalo ia diminum oleh sang caleg yang blunder! hehehehehe, mudah2an dia nggak marah sama saya tentang tulisan ini).
Sehari sebelumnya, saya juga mendapatkan peristiwa daging kurban juga. Seorang dari partai tertentu dekat rumah saya memberikan sebungkus daging sapi seberat setengah kilogram, saat saya menawarkan diri untuk mewawancarainya masuk di profil caleg-caleg. Lumayan juga seh, padahal saya sudah mendapatkan daging sapi kurban, dari banyak pihak. Mulai dari keluarga Ibu kandung saya dan keluarga paman saya. So kulkas di rumah penuh dengan daging sapi dan kambing tentunya. Lumayan buat makan keluarga saya selama beberapa minggu kali?
Saya melihat diplomasi daging kurban, memang bisa melembutkan hati namun bisa juga membuat asam urat kita naik, sehingga kita bisa blunder melakukan kesalahan. Oleh karena itu berikut ini saran dan tips dari saya agar anda bisa menjatuhkan lawan anda dengan diplomasi daging kurban (baik sapi maupun kambing).
1. Berilah seekor kambing kepada lawan politik anda pada saat masa kampanye atau pada saat anda akan berdebat dengan lawan anda baik itu di Radio ataupun Televisi swasta yang ditayangkan nasional. Sehingga secara drastis itu akan menaikkan kadar asam urat di darahnya, so.... saat dia hendak melakukan adu argumentasi, maka akan terpengaruh dengan "pusingnya" pengaruh asam urat yang mulai naik dalam tubuhnya.
2. Berilah satu ekor sapi atau lebih di daerah kantong-kantong suara lawan politik anda. Abaikan anda berkurban di wilayah anda sendiri (hehehehe, masa bodo sekalipun anda nanti dibilang "merki" alias "pedit" nggak mau berkurban di wilayah sendiri). Setidaknya daerah kantong suara lawan politik anda akan menganggap anda orang yang peduli dengan wilayah mereka. So, efektifitas daging kurban di wilayah orang lain akan berdampak sampingan yang sifatnya politis.
3. Jangan pernah berkurban dengan memotong kurban yang nilainya lebih murah dari seekor kambing. Misalnya, anda pura-pura membakar sate di rumah yang ternyata anda sedang membakar "keong racun" atau daging "kelinci", seolah anda sedang membakar daging kambing. Anda pasti ketahuan oleh warga lainnya bahwa anda tidak sedang membakar daging kambing. Ini tidak baik buat kesehatan dan reputasi anda tentunya.
4. Dan jangan pula berkurban dengan memotong hewan yang lebih mahal daripada nilai seekor sapi. Misalnya anda berkurban memotong seekor gajah. Karena hal ini sangat musykil untuk anda lakukan, di samping anda akan di"omelin" oleh pemerintah karena membunuh hewan yang dilindungi Undang-Undang... heheheh. Dan lagi anda tak mau kan kalo anda disebut sebagai caleg pemutilasi gajah?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ChatBox
Popular Posts
-
Saat sebagai Koordinator Wilayah DI Yogyakarta, bersama Ketua DPD Partai Demokrat Yogyakarta yang juga merupakan salah satu putra Sri Sulta...
-
1. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 1 Ir. Samuel Koto (Padang Panjang, 5 Juli 1956)(L)(Jakarta Selatan) -Ketua DPP Partai Hanura -salah se...
-
Bekasi, dobeldobeldotcom. Nah beberapa contoh di bawah ini termasuk baliho baru yang entah kreatif atau memang mencoba membuat " niche ...
-
Gue mau tanya. Ketika gagal, biasanya kita suka cari kambing hitam bukan? Nah, yang gue tanyain, kenapa mesti kambing? Dan kenapa mesti ...
No comments:
Post a Comment