Kepedulian pada Rakyat dalam Landasan Komunikasi
Deklarasi Bantargebang
Bekasi, dobeldobel.com
Sesaat setelah pertemuannya dengan beberapa petinggi di Jl. Teuku Umar, Daeng Syahrir menghubungi saya, dan meminta saya menemuinya. Saat itu ia masih ada di depan Istana Negara. Tadinya saya berfikir, apakah saya harus meluncur ke Merdeka Selatan. Namun akhirnya ia mengajak saya bertemu di Kota Bekasi di kantor LSM yang terletak dekat GOR Kota Bekasi. Dan sepertinya ia ingin membahas masalah LSM nya serta persiapan menjelang Deklarasi Bantar Gebang, yang pastinya akan dipersolek berubah jadi cantik layak kunjung.
Daeng Syahrir, yang kini mencopot atribut partainya ini akan lebih memfokuskan diri untuk berjuang di LSM yang dia kelola. Lembaga Pemberdayaan Potensi Masyarakat Daerah (LPPMD), dimana ia sebagai Ketua Umumnya ini. Mengantisipasi kegiatan nasional yang akan diselenggarakan di wilayah Kota Bekasi, Syahrir mulai mempersiapkan LSMnya untuk turut andil dalam sebuah peristiwa besar nasional, dimana warga Bekasi bisa bangga.
Sebenarnya, bagi saya adalah LSM saya harus ikut membantu terselenggaranya acara secara kondusif, aman dan berlangsung lancar. Jadi apapun dan dari partai apapun yang menyelenggarakan acara di Kota Bekasi apalagi berskala nasional, maka kami selaku tokoh dan lembaga yang akan peduli dengan potensi masyarakat daerah harus bisa ambil bagian. Karena kebetulan saja Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra, yang akan melakukan deklarasi Capres - Cawapres antara Megawati dan Prabowo, maka kami pun mendukung acara yang sedianya dipersiapkan untuk bisa dihadiri sedikitnya 10.ooo-an orang.
Kalau ada partai lain yang mau lagi mengadakan deklarasi atau kampanye pilpres di wilayah Kota Bekasi, maka kami pun akan siap membantu dan mendukung demi terselenggaranya Pilpres yang aman dan damai. Jadi tolong ditulis bahwa kepedulian kami ini jangan ditafsirkan bahwa kami berpihak pada satu partai tertentu. Ini hanya pengabdian kepada masyarakat di lingkungan Kota Bekasi, ujarnya tersenyum dan wajah serius.
Saat ini Kota Bekasi sebenarnya sangat membutuhkan Investor Asing. Itulah sebabnya kenapa saya sangat konsen dengan dari awal untuk membangun potensi daerah Kota Bekasi, ujarnya menambahkan. Kalau dulu saya pernah sampaikan bahwa bila pintu gerbang Bekasi dibangun dimulai dari perempatan Pintu Tol Bekasi Barat yang sangat padat lalu lintas dan sudah mulai banyak gedung pusat perbelanjaan ini, maka saya mengajak para petinggi pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat untuk lebih memperhatikan wilayah penunjang ibukota negara ini, jelasnya sedikit berapi-api.
Saat Bantar Gebang yang sarat dengan konflik dan permasalahan di tingkat akar rumput juga di tingkat vertikal, baik antara pemda Kota Bekasi, dan pemprov DKI Jaya, belum lagi masyarakat di lingkungan TPA Bantar Gebang. Lelaki jebolan pesantren dan pengagum Bung Karno ini juga menekankan bahwa bila ada event nasional seperti Deklarasi Pasangan Capres dan Cawapres diadakan di TPA Bantar Gebang, maka ia melihatnya bukan saja dari sudut pandang politis, tapi kepentingan lokal, yakni mata dunia kini terpusat ke Tempat Pembuangan Akhir sampah terbesar di Indonesia, yakni Bantar Gebang.
Baginya tanpa maksud berpihak, hal ini bisa berdampak positif. Seolah tertangkap oleh mata dunia dan nasional bahwa pasangan capres-cawapres yang berdeklarasi akan melakukan satu kontrak politik dan janji, bahwa mereka akan dan berjanji untuk peduli dengan masalah isyu utama yang berkaitan dengan kemanusiaan dan lingkungan hidup. Seolah pasangan Megawati dan Prabowo sedang menciptakan opini, mereka akan berfokus pada masalah kerakyatan. Hal ini memang menjadi jargon kampanye mereka. Mega-Pro Rakyat.
Lebih jauh lagi, Ketua DPC Kota Bekasi partai pecahan PDIP ini merinci, Setiap pernyataan politik yang akan diliput oleh seluruh televisi dari berbagai dunia dan nasional menyorot mereka yang deklarasinya di tengah masyarakat kumuh. Ini memang bisa berdampak ganda, satu positif dan satu lagi negatif.
Negatifnya adalah, bahwa apa yang dilakukan oleh Mega-Pro hanyalah taktik komunikasi belaka, apalagi penyelenggaranya adalah salah satu Direktur Mega Center, yakni Mochtar Mohamad yang juga kebetulan Walikota Bekasi. Biarpun begitu, Daeng Syahrir menyikapinya dengan arif, saat orang berpendapat bahwa ini hanya tindakan politis dan bukan suatu kebetulan bahwa ia adalah Ketua Tim Satgas PDIP mulai dari Mochtar Mohamad masih Ketua DPC PDIP dan Anggota Dewan di tahun 2004 lalu. Baginya kedekatannya dengan Mochtar Mohamad kan juga bisa dimiliki oleh siapapun. Buktinya saat dia berkomunikasi dengan salah tokoh Gerindra yang juga pengurus IPI, Ibnu Hajar Tanjung, mereka dengan bersahabat berbincang di telepon untuk menindaklanjuti persiapan deklarasi tersebut, walau pada mulanya saya mengira hanyalah sekadar basa-basi say helo.
Sesekali ia mengungkit tentang tidak berjalannya program industrialisasi sampah yang ada di Bantar Gebang, seperti gagalnya produk Kompos di pasaran. Hal ini di karenakan belum masuknya investor asing yang memang sangat dibutuhkan bukan saja dari segi ekonomi namun juga teknologi pengolahan limbahnya.
Terlepas dari itu semua, bagi Daeng Syahrir, lokasi TPA Bantar Gebang memang harus mendapat perhatian lebih dan khusus dari pemerintahan pusat. Kalau mau nantinya mereka mendapat dukungan penuh dari kalangan rakyat kecil. Jadi apa yang dilakukan oleh tim sukses Mega-Pro akan sangat efektif dampaknya apabila dalam komunikasi kampanye tetap konsisten dari awal hingga akhir dan tidak berubah-rubah seperti sebelumnya pada saat pileg yang lalu. Ini adalah otokritik, selorohnya kepada dobeldobel.com. (komentarnya menyikapi pro-kontra deklarasi di Bantar Gebang)
Karena kalau salah strategi komunikasi maka bukan saja mereka gagal dalam pilpres putaran pertama nanti, bahkan munkin TPA Bantar Gebang akan mendapatkan tulahnya, kembali ia bercanda.
Kalau Bantar Gebang nantinya jadi pusat perhatian dunia (dan tentunya melalui proses pelelangan resmi ulangan), setidaknya mata investor asing akan tertuju pada potensi kota penunjang ibukota negara, yakni Bekasi dengan investasi di bidang pengolahan limbah sampah. Dan ini terlepas siapa nanti presiden yang menang dan memerintah. Itulah sebabnya saya mengimbau agar setiap capres-cawapres yang nantinya berkompetisi, harus lebih memfokuskan kepada ekonomi yang berpihak kepada rakyat dan sistem yang semi kerakyatan.
Dan saya juga perlu menegaskan di sini bahwa perekonomian yang moderat yakni antara ekonomi kerakyatan dan neo-liberalisme bisa digabungkan. Itulah yang disebut oleh bapak bangsa Bung Karno, Ekonomi Pancasila.
Aplikasinya adalah, sekiranya Bantar Gebang dikelola oleh investasi asing, namun saat yang bersamaan, TPA Bantar Gebang bisa jadi sentra ekonomi kerakyatan dengan menghidupkan wilayah ini jadi area wisata industri limbah yang aman dan jauh dari kesan kumuh dan tak hiegienis atau bahkan TPA Gantar Gebang menelan korban yang selalu berakhir tanpa solusi dan saling tuding. Hal ini juga harus didahului dengan kebijakan pemerintahan pusat (tentunya di tangan presiden) dan pemerintahan daerah baik pemdaprov Jabar dan pemdakot Bekasi untuk membuat Kota Bekasi sebagai icon dan landmark kota penyangga ibukota metropolitan di sisi sebelah timur.
Maksud saya adalah, rinci ayah 3 anak ini, Pintu Gerbang Kota Bekasi, yakni peremptan Pintu Tol Barat yang dilalui Kalimalang bisa dijadikan sebagai landmarknya Kota Bekasi dengan membangun situ Waterfront seperti di Belanda, Swiss atau Viena atau lebih modern lagi seperti di Amerika Serikat. Dan tentunya ini kita mengundang investor dari negara-negara tersebut dengan membuat Sister City dengan pemerintahan negara bagian di Amerika Serikat atau salah satu negara Eropa.
Dengan membangun waterfront landmark di pintu gerbang kota Bekasi, maka secara tidak langsung menghidupkan sektor ekonomi kerakyatan dan juga sektor distribusi ekonomi fisik. Ini yang harus diingat, bahwa jalur utama jalan provinsi yang ada di perempatan Pintu Tol Barat dan persimpangan Kalimalang ini sangat potensial untuk jadi area tersibuk di kota Bekasi dan area wisata. Belum lagi bila dibangun ke TPA Bantar Gebang dengan proyek jalan layang langsung ke Cileungsi, ujarnya nyaris berbusa-busa.
Sayang bila hal ini dibahas secara detail, mungkin akan terlalu lama. Tapi paling tidak pihak investor asing akan melirik TPA Bantar Gebang dan Perempatan Pintu Tol barat ini sebagai area dan daerah potensial untuk investasi, demikian Daeng Syahrir menutupi pembicaraan dengan kami.
Sidik Rizal
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ChatBox
Popular Posts
-
SAYA SOBA SERITAKAN SAPA SAJA SANG SANTAS SADI SRESIDEN SEGERI SINI Surabaya, dobeldobel.com SBY sekarang sedang sendirian saja, saat semu...
-
Konversi Sinetron HAREEM jadi INAYAH Mengundang Kontroversi, LAGI? Indonesia, dobeldobel.com Setelah sebelumnya sinetron HARREM dikritik abi...
-
Jumat, 03 Okt 2008 11:06 Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai, masih banyak kuis berunsur judi dalam tayangan televisi pada bulan Ramadhan ...
-
Ketika waktunya saya harus mengerjakan desain sebuah pesanan seorang caleg DPRD Propinsi, saya malah kewalahan mendapatkan beberapa tawaran ...
-
DEBAT CAPRES 2 LUMAYAN MERIAH & SERU (Membantah Kemesraan Megawati dengan JK yang membuat sakit SBY) DPR RI, Jakarta, dobeldobel.com Men...
-
5 ALASAN MENGAPA MASYARAKAT BEKASI SELATAN DAN JATIASIH MEMILIH SUHARTI Pengabdian seorang guru terhadap anak didiknya sudah sering kita ket...
-
XAMthone Plus bermanfaat sebagai obat herbal yang bisa membantu penyembuhan semua penyakit ginjal. XAMthone Plus sebagai obat sakit ginjal. ...
-
BIAR BAGAIMANAPUN MEREKA DALAM PROSES BELAJAR UNTUK MENJADI ORANG BESAR DI KEMUDIAN HARI H. SUPRATMAN, SE. Caleg PKPI No.1 DPR RI dapil Kota...
No comments:
Post a Comment