Kapolres Metro Bekasi, Kombes Mas Guntur menyampaikan beberapa aturan-aturan yang harus ditaati oleh setiap peserta kampanya dalam berpawai pada kesempatan sambutan dalam deklarasi Kampanye Damai Pemilu 2009.
Banyak larangan teknis yang pada Pemilu 2004 sering sekali dilakukan. Seperti larangan menggunakan truk bak terbuka, kemudian larangan arak-arakan menggunakan mobil dengan duduk di atas kap mobil. Demikian juga larangan membawa senjata tajam dan barang-barang berbahaya yang berpotensi untuk mengundang anarkisme.
H. Yusuf Nasih, Ketua DPRD Kota Bekasi yang juga caleg Golkar untuk DPRD Kota Bekasi mengatakan dalam sms-nya tentang acara kampanye damai tersebut bahwa Kampanye Damai adalah merupakan bentuk rasa kebersamaan bagi bangsa Indonesia, karena pada dasarnya partai adalah wadah perjuangan politik. Dengan demikian kesadaran itu diaplikasikan dalam bentuk kampanye damai.
H. Awing Asmawi yang saat itu datang dengan penampilan bertopi koboy, berkomentar dan berharap agar kampanye damai nantinya akan berjalan sebagaimana diharapkan setelah pernyataan bersama para ketua pimpinan partai politik peserta pemilu.
H. Supratman, SE. berkomentar tentang kampanye pemilu damai 2009 itu sebagai berikut:
(Ini hasil wawancara dengan H. Supratman SE.... tapi belum diketik... tunggu ya... kibodnya lagi dibenerin habis nggak ada hurup A nya.... Lah itu tadi apa?? Tapi sekarang udah... neh wawancaranya saat ditemui di kantor DPC PKPI, Kota Bekasi)
"Kampanye damai ini saya lihat berjalan baik karena masyarakat dihimbau untuk memilih caleg-caleg yang berkualitas. Apalagi hal ini didukung penuh oleh Walikota Bekasi." tuturnya bersukur.
Saat ditanya tentang membludaknya pengunjung kampanye damai yang seharusnya setiap partai diperbolehkan mengikutsertakan pesertanya sebanyak 70 orang tapi beberapa partai besar malah membawa lebih dari 100-an orang. H. Supratman menjawab, "Memang acuannya yang diberikan oleh KPUD adalah maksimum 70 orang, tapi saya melihat animo partai begitu luar biasa besar dan kelihatannya antusias partai politik yang ingin menunjukkan kepada masyarakat (show of force) kekuatan mereka adalah besar, padahal hal itu tidaklah layak dilakukan, karena disamping waktunya belum dimulai dan kampanye damai baru saja dicanangkan bersama. Dan saya pikir itu nggak pantes dicontoh untuk kampanye ke depan, jawabnya mengkritik.
Acara yang diakhiri dengan hiburan dangdut memang tipikal gayanya sang Walikota. Apalagi sang walikota Mochtar Mohamad adalah penggemar dangdut. (Saya berharap Walikota Mochtar Mohamad bernyanyi bersama para penyanyi dangdut yang tampil menghibur). Tampak massa kampanye partai berlambang banteng moncong putih hadir lebih banyak dari jumlah yang diperbolehkan, karena menurut beberapa sumber jumlah peserta kampanye damai hari itu adalah maksimal 70 orang, mereka sedikitnya ada 100 orang. Hal ini tidaklah begitu diperhatikan, karena para peserta kampanye damai setelah acara penandatanganan sebagian langsung pulang dan sebagian lagi menikmati hiburan lagu dangdut. Para peserta massa PDIP yang hadir saat itu serba merah beserta para satgasnya yang serba merah hitam itu berkonvoi dengan mobil beratribut Sukur Nababan, caleg PDIP untuk DPR RI, dapil Kota Bekasi dan Depok.
Yang hadir dalam acara tersebut, sedianya mulai dari caleg DPR RI, daleg DPRD Provinsi dan Seluruh calag DPRD Kota Bekasi. Namun tidak semuanya yang bisa hadir. Sekalipun begitu acara berlangsung lumayan ramai dan suasana terik panas matahari sepertinya tidak begitu dirasakan para pengunjung.
Pembukaan acara penandatanganan para pemimpin partai peserta pemilu 2009 itu juga merupakan dimulainya kampanye bersifat pengerahan massa dari tanggal 16 Maret hingga 30 Maret dan pekan massa tenang, hingga puncaknya tanggal 9 April 2009. (Sidik Rizal)
---------------------------------------------------------------------
Berikut tulisan-tulisan terkait dengan Pemilu Damai 2009:
Parpol Peserta Pemilu Mendeklarasikan Kampanye Damai
BEKASI, (PRLM).-Tiga puluh tujuh pimpinan partai politik (parpol), Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Bekasi mendeklarasikan kampanye damai di Lapangan Parkir Barat Stadion Olahraga Bekasi, Senin (16/3).
Dalam deklarasinya, parpol peserta Pemilu 2009 menyatakan siap melakukan kampanye dengan tertib, aman, dan lancar. Selain itu, mereka juga akan melakukan kampanye secara edukatif dan penuh tanggung jawab.
Bahkan, sejumlah parpol memilih untuk mengurangi kampanye pengerahan massa di jalan. Mereka lebih cenderung memilih kampanye sambil mensosialisasikan metode baru, yakni mencontreng.
Sebab, para pimpinan parpol ini sadar metode baru pencontrengan belum dikenal oleh semua lapisan masyarakat sehingga mereka pun terfokus untuk mensosialisasikan metode ini. Tujuannya agar suara untuk partai mereka sah dan tidak terbuang sia-sia karena salah melakukan pencontrengan.
Sementara itu, Ketua Panwaslu Kota Bekasi, Ahmad Haikal mengingatkan pejabat maupun walikota dan wakil walikota untuk tidak menggunakan fasilitas negara untuk berkampanye. Selain itu, mereka pun diminta untuk mengajukan cuti jika akan mengikuti kampanye atau menjadi juru kampanye.
"Sudah menjadi peraturannya bahwa pemimpin daerah harus menanggalkan atributnya sebagai kepala daerah ketika mengikuti kampanye," ujarnya.
Terkait hal tersebut, Sekda Kota Bekasi, Tjandra Utama Effendi mengatakan walikota dan wakil walikota telah mengajukan cuti untuk mengikuti kampanye partai mereka masing-masing. (A-155/kur)***
Parpol di Bekasi Deklarasi Kampanye Damai
BEKASI - Mengawali kampanye pada pemilihan umum (pemilu) anggota legislatif di Kota Bekasi, 37 pimpinan partai politik (parpol), Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD), dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) setempat, Senin (16/3) mendatang, akan mendeklarasikan kampanye damai di Lapangan Parkir Barat Stadion Olahraga Bekasi.
Ketua KPUD Kota Bekasi Tb Hendi Irawan mengungkapkan hal itu kepada SH di Bekasi, Rabu (11/3) siang seusai mengikuti rapat bersama para pimpinan parpol terkait pelaksanaan kampanye deklarisi damai bersama tersebut.
Dia mengatakan, disepakati dalam kampanye bersama tersebut, jumlah massa masing-masing partai dibatasi hanya 70 orang. Adapun peserta kampanye diutamakan dihadiri semua calon legislatif dari masing-masing parpol. “Setelah melaksanakan kampanye bersama, untuk selanjutnya disesuaikan dengan jadwal masing-masing partai politik hingga tanggal 5 April,” katanya. (jon)
----------------------------------------------------------------------------------------
Memasuki masa kampanye terbuka yang akan dimulai pada hari ini, Senin (16/03). Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Bekasi meminta Wali Kota, Mochtar Mohamad dan Wakil Wali Kota Bekasi Rahmat Efendi segera mengajukan cuti selama berlangsungnya masa kampanye terbuka. Pasalnya selain sebagai Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi, sedangkan Rahmat Efendi Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi. ”Mereka berdua harus mengajukan cuti ke Gubenur dan disetujui oleh Mendagri dan ditembuskan ke kami” ujar Ahmad Haikal, Ketua Panwaslu Kota Bekasi, Jumat, (13/03)
------------------------------------------------------------------------------
Kampanye Rapat Terbuka 16 Maret
Kampanye rapat umum Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD 2009 yang melibatkan massa dalam jumlah besar akan dimulai pada Senin, 16 Maret. Kampanye akan diawali dengan deklarasi kampanye damai oleh seluruh pimpinan partai politik peserta pemilu.
Anggota KPU, Sri Nuryanti, di Jakarta, Jumat (6/3), mengatakan kampanye deklarasi pemilu damai tingkat pusat akan dilaksanakan di Kantor KPU dengan mengundang pimpinan seluruh partai politik untuk beradu slogan. Awal kampanye rapat terbuka pemilu kali ini berbeda dengan pemilu sebelumnya yang biasanya diisi dengan pawai partai politik peserta pemilu.
Kesepakatan kampanye damai itu juga akan dilangsungkan di daerah. Setiap KPUD diberi kebebasan untuk membuat bentuk kampanye damai.
Dalam masa kampanye rapat umum antara 16 Maret hingga 5 Mei, setiap partai diberi kesempatan berkampanye di setiap provinsi sebanyak dua kali. Setiap hari akan ada 3-4 partai yang berkampanye di setiap provinsi. Pengecualian diberlakukan di Bali dan Nanggroe Aceh Darussalam.
Di Bali, kampanye akan dimulai pada 20 Maret karena awal masa kampanye bertepatan dengan hari perayaan keagamaan. Adapun di NAD jumlah partai yang berkampanye setiap harinya akan lebih banyak karena ditambah enam partai lokal yang akan ikut dalam pemilu anggota DPR Aceh dan DPRD kabupaten/kota di NAD.
“Karena kampanye akan melibatkan massa besar dan kemungkinan ada arak-arakan, partai diminta turut menjaga ketertiban pendukungnya agar tidak timbul dampak yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat,” katanya.
Partai juga wajib menyerahkan rekening dan saldo awal dana kampanye paling lambat pada 9 Maret nanti. Hingga kemarin masih ada dua parpol yang belum menyerahkan rekening dan saldo awal dana kampanye, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Barisan Nasional.
Adapun partai yang telah menyerahkan rekening dana kampanye, tetapi belum menyertakan saldo awalnya adalah Partai Golongan Karya, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Kebangkitan Nasional Ulama, Partai Patriot, dan Partai Demokrasi Pembaruan.
Ketua KPU A Hafiz Anshary mengatakan KPU sudah menyurati semua parpol untuk segera menyerahkan rekening dan saldo awal dana kampanye. Jika hal itu diabaikan, KPU akan menetapkan sanksi berupa teguran hingga larangan mengadakan kampanye rapat umum. (INA/MZW)
---------------------------------------------------------------------------------------
Ajang pemilihan umum tahun 2009 ini ndak akan lepas dari kampanye. Mengapa demikian, karena sebagian besar kontestan pemilu ini tidak dikenal secara baik oleh para pemilihnya. makanya perlu berkampanya, atau kalau terlalu berat, mempromosikan diri, atau simplenya lagi, menjual diri agar bisa dikenal lebih baik lagi oleh masyarakat, sehingga ketika waktunya 'pencontrengan' nanti, yang terpatri di benak mereka adalah wajah tersebut saja.
Coba seandainya setiap kontestan PEMILU sudah dikenal dengan baik, niscaya yang namanya Kampanye Damai PEMILU 2009 sudah sangat tidak diperlukan lagi. Lha iya, wong sudah dikenal, maka ngapain harus repot-repot mempromosikan diri lagi.
Tapi kenyataannya tidak sesederhana itu. Banyak partai baru berkibar, dan lebih banyak lagi calon anggota perwakilan rakyat yang muncul mengekor tumbuhnya partai2 baru tersebut. Semakin banyaknya muka baru, bertambah lagi kewajiban masyarakat untuk mengenal apa dan siapa partai dan caleg2 itu. Partai dan caleg, kebetulan memiliki hak untuk menjawab ketidaktahuan masyarakat itu. Kebetulan lagi, yang namanya ajang demokrasi itu selalu mengundang dana dari berbagai pihak. Agar kesannya tidak menjurus kepada korupsi, maka kemasan KAMPANYE DAMAI PEMILU 2009 lah yang dipilih, dan menjadi wadah penggelontoran dana besar-besaran untuk berkegiatan menyebarluaskan informasi apa dan siapa parta berikut caleg2nya. Hehehe, masyarakat kecil, tetep kebagian jatah lho, misalkan untuk menjahit bendera partai, yang sebijinya dihargai 300 perak, trus memasangnya di setiap sudut jalan dan pohon yang tumbuh diatas muka bumi.
Kampanye Damai PEMILU 2009, pasti berharap banyak, pelaksanaan PEMILU akan berjalan sesuai namanya, Damai. Tapi dalam kenyataannya, kedamaian bisa berubah menjadi keresahan. Tetangga saya tempo hari mengeluh, ongkos jahit bendera sebuah partai, sudah beberapa bulan belum dilunasi. Kemudian ada juga yang mengeluh, rumahnya terkena robohan tiang penyanga baliho partai, dan tidak satupun yang berusaha memberikan ganti rugi.
Duh, damainya Kampanye Damai PEMILU 2009.
> Opini Bebas untuk Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009">Saling Jual Mahal >> Opini Bebas untuk Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009
Februari 2, 2009Dalam “Saling Jual Mahal >> Opini Bebas untuk Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009″, berkaitan bahwa Pemilihan umum akan berlangsung tahun ini. Suhu politik pun menghangat. Mereka yang mencalonkan diri menjadi presiden telah sibuk berkampanye dan mencari pasangan calon presiden yang dianggap sesuai untuk memenangi peraihan suara rakyat. Berbagai jajak pendapat telah dilangsungkan dan hasilnya dijadikan bahan oleh sebagian pendukung para kontestan untuk menyusun pasangan. Ada calon yang tiba-tiba melejit popularitasnya setelah berkampanye, sebaliknya ada yang justru meredup. Bahkan mulai beredar hasil survei yang berbeda karena penyelenggaranya juga beragam. Kekacauan dan hiruk-pikuk ini pun meruapkan pertanyaan: bagaimana seharusnya memilih pemimpin sebuah bangsa?
Jawabannya bermacam-macam. Maklum, banyak cara telah diterapkan di dunia dengan beragam hasil. Di Indonesia pun telah dicoba beberapa pola. Sekarang, setelah era reformasi bergulir, konstitusi jelas-jelas menentukan Indonesia menjalankan sistem demokratis dengan mekanisme pemilihan langsung untuk menetapkan pasangan presiden dan wakilnya. Namun, yang belum jelas benar adalah bagaimana membangun paradigma yang pas agar cara konstitusional ini menghasilkan pemimpin yang tak hanya populer tapi juga berkemampuan.
Kekhawatiran akan terpilihnya pemimpin yang populer tapi tak berkemampuan memang cukup banyak dikumandangkan pengamat belakangan ini. Alasan utama yang kerap diutarakan ”kaum terpelajar” adalah masih rendahnya tingkat pendidikan warga di Indonesia, sehingga muncul ungkapan sinis: ”karena mayoritas penduduk masih bodoh, sistem pemilihan langsung akan menghasilkan pemimpin pilihan orang bodoh”, yang akan membawa negara ke kehancuran.
Ungkapan seperti ini tak hanya sinis, tapi juga jumawa dan—mohon maaf—kedaluwarsa. Secara tertulis pikiran kuno ini telah dikumandangkan oleh Plato, hampir 2.400 tahun silam. Dalam buku The Republic itu pemikir Yunani yang kecewa berat atas sistem demokrasi di Athena yang menghukum mati gurunya itu merindukan pemerintahan ”raja filsuf”, yang disiapkan untuk memimpin sejak kecil. Para birokrat pun diimpikan sebagai orang pilihan, yang menjalani sekolah khusus sejak anak-anak. Hanya di bawah ”philosopher king” sebuah bangsa akan mengalami kejayaan.
Gagasan ini sudah dikritik sejak awal, bahkan oleh murid kebanggaan Plato. Aristoteles tak dapat menerima Teori Bentuk gurunya, yang mengasumsikan semua hal di dunia ini hanya bayang-bayang cacat dari yang sempurna di alam gaib. Ia menolak pandangan rasionalisme bahwa pengetahuan mendahului pengalaman, dan mempromosikan aliran empirisme, bahwa pengalaman yang membangun pengetahuan.
Perdebatan pada tiga abad sebelum Masehi ini berulang hampir tiga abad silam di Amerika Serikat. Dalam polemik tertulis antara Alexander Hamilton dan Thomas Jefferson, pendekatan elitis dan populis dalam menyusun konstitusi Amerika Serikat dibenturkan. Beruntung Thomas Jefferson, yang meyakini kesetaraan hak politik setiap manusia, berhasil meyakinkan teman seperjuangannya itu, dan kini Amerika Serikat menjadi negara terjaya di dunia.
Sebaliknya, kira-kira satu abad silam, para pengikut Plato mendominasi pendiri negara Uni Soviet. Partai Komunis didirikan untuk menjadi tempat khusus menggembleng calon-calon pemimpin politik. Hanya mereka yang telah melalui saringan berlapis-lapis akan menduduki jabatan di politbiro, sebuah institusi yang anggotanya dianggap berkemampuan setingkat ”raja filsuf”. Institusi yang ternyata justru membawa negara ke arah kehancuran hanya dalam tempo tujuh dekade saja. Kini Uni Soviet yang pernah menjadi negara adidaya itu tak ada lagi, terpecah menjadi banyak negara yang hubungannya tak selalu mesra.
Tapi sistem demokrasi yang populis pun punya catatan tragis seperti yang dialami Socrates, guru Plato yang dihukum minum racun. Adolf Hitler dan Mussolini adalah dua pemimpin yang dipilih rakyat dalam pemilihan umum, dan keduanya membawa negara mereka ke kehancuran. Hanya, perlu disimak bahwa keduanya membunuh demokrasi ketika berkuasa. Ini fakta empiris. Ini pengalaman Jerman dan Italia.
Maka pengalaman di banyak negara ini yang harus menjadi pengetahuan kita bersama. Bahwa memilih pemimpin bangsa yang terbaik memanglah melalui sistem demokratis. Dan, yang lebih penting, hanya dengan memelihara kesehatan demokrasi yang memastikan para pemimpin itu akan tetap baik. Soalnya, bila menyimpang pasti akan diganti.
Maka tak usah khawatir pemilihan langsung akan menghasilkan pemimpin yang salah. Selama sistem demokrasi tetap berjalan, koreksi selalu dapat dilakukan. Memang tingkat pendidikan rakyat Indonesia sekarang ini masih rendah, tapi toh tetap lebih tinggi ketimbang penduduk Amerika Serikat 300 tahun silam. Selama kemerdekaan berpendapat dan kebebasan pers terjaga, rakyat akan memilih pemimpin yang terbaik dan memaksanya untuk tetap baik. Bukti empiris menunjukkan: pada akhirnya kebijaksanaan kolektif cenderung lebih baik dari kebijaksanaan individu. Itu sebabnya Socrates pun memilih minum racun ketimbang kabur mengikuti nasihat murid kesayangannya, Plato. (Tempo)
---------------------------------
Bagi anda yang jago SEO, sepertinya kontes ini cukup menarik untuk di ikuti karena anda bisa mendapatkan hadiah sebagai berikut :
1st Prize: Rp 5.000.000 + 16Gb USB drive
2nd Prize: Rp 2.000.000 + 8 Gb USB drive
3rd Prize: Rp 1.000.000 + 8 Gb USB drive
4th Prize: 8 Gb USB drive
5th Prize: 8 Gb USB drive
6th Prize: 4 Gb USB drive
7th Prize: 4 Gb USB drive
8th Prize: 4 Gb USB drive
9th Prize: 4 Gb USB drive
10th Prize: 4 Gb USB drive
Ok yang pada mau ikutan hayu kita serukan kampanye damai 2009 ini, agar kita dapat berfikir jernih untuk menentukan nasib masa depan bangsa kita ini.
Sekarang aja udah sedikit banyak yang melanggar aturan... gimana nanti... Mudah2an damai-damai aja yah bang???
ReplyDelete