Ketika santer berita perang strategi komunikasi kampanye iklan antara kubu SBY dan kubu Mega, maka staf ahli dan para konsultan komunikasi kampanye masing-masing saling melemparkan IKLAN SINDIRAN yang bersifat menyerang baik "langsung" maupun "tidak langsung".
Tim komunikasi kampanye SBY memang telah melemparkan iklan "Berantas Korupsi" yang secara tidak langsung, baik tidak dirasakan atau tidak disadari oleh kubu Mega (bener kan? nggak merasa atau nggak sadar?). Sekalipun demikian kubu Mega tidak begitu "antusias" menanggapi iklan kampanye "Basmi Korupsi" itu.
Di kali berikutnya, kubu kampanye Mega melontarkan jargon kampanye baru, yakni "Beras murah (bahkan ada yang lebih ekstrim, dengan sembako murah". Tentu saja ini sama dengan menohok sisi terlemah kubu SBY.
Namun rupanya pihak konsultan kampanye SBY cukup sigap dan cerdik berkelit. Mereka pun mulai melemparkan "wacana" iklan kampanye baru. Yakni, bahwa pemerintah akan "menurunkan" BBM di bulan Januari 2009 mendatang sebagai jargon utama iklan kampanye kubu SBY.
Sebenarnya saya tidak setuju dengan strategi itu (kali ini benar-benar pendapat saya murni sebagai pengamat politik dan wartawan... hehehehe catat nama saya Sidik Rizal... telpon saya ada kok, anda mau minta?).
Karena umumnya (dan saya tak berani memastikannya lho!), bahwa bila BBM naik, otomatis harga sembako "PASTI" akan ikutan naik, namun ketika BBM "diturunkan" harganya, maka akan sangat jarang sekali terjadi "penurunan harga" sembako, terutama harga beras.
Sekalipun pihak kubu Mega dengan seluruh staf ahli ekonominya mencoba melakukan segala macam kiat mekanisme penyelamatan masalah pertanian bangsa kita, baik itu dengan proteksi impor beras ataupun lainnya.
Saya punya ide "mungkin" lebih jitu!!!!!
Kenapa jargon kubu SBY,yakni "Basmi Korupsi" dan jargon kampanye kubu Megawati "Beras Murah" nggak bisa digabungkan? Kan pasti seru tuh...
"Basmi Korupsi" agar "Harga Beras Murah (Turun)".
Tentunya sebagai ahli atau konsultan kampanye gabungan tarik saja orang-orang dari BULOG atau Departemen Pertanian (dan/atau Instansi terkait yang berhubungan dengan kata-kata berikut; "Basmi". "Korupsi", "Beras" dan "Murah").
Kata "Basmi" pastilah berkaitan dengan instansi: Departemen Kehakiman, KPK, Kejaksaan, Kepolisian dan lainnya yang terkait.
Kata "Korupsi" pastilah terkait dengan "SEMUA???" Pejabat di instansi pemerintahan. (Wah yang ini kayaknya terlalu berlebihan ya, bila dibilang terkait dengan semua pejabat di instansi pemerintahan? Gebyah Uyah, namanya. Kalau begitu kata "korupsi" kita kaitkan dengan pejabat"oknum" saja kali ya?
Kata "Beras" saya kok lebih cenderung kepada; Bulog, Petani, Departemen Pertanian, dan Departemen Perdagangan.
Dan kata "murah", biasanya berkaitan dengan "barang remeh temeh", "cewek/perempuan gampangan (kalo cowok/lelaki gampangan, pasti banyak yang gak setuju...= ya itu tadi kaum politisi cowok... pasti gak setuju hehehehe)" . Biasanya kata "murah" berkaitan erat dengan sesuatu yang gampang didapat, ringan atau tidak membebani (tumben bener!!!!).
Nah sekarang nangkap kan maksud saya?
Jadi juru kampanye dan para kreator iklannya coba lah orang-orang BULOG. Tepatnya, kenapa pemerintahan SBY nggak minta langsung kepada Kepala Bulog (Kabulog) Widjanarko Puspoyo? Agar ia mau jadi KONSULTAN KAMPANYE tandem antara Kubu SBY dan Kubu Megawati (sifatnya freelance aja--- yah hitung-hitung cari tambahan sampingan yang tak menggangu tugas utamanya sebagai Kabulog). (nggak peduli dia lagi terjerat kasus hukum ya!)
Karena mereka yang "Harus membasmi korupsi di internal tubuh mereka sehingga nanti harga beras bisa JADI murah...!!!
Oleh karena itu baik kubu SBY dan Kubu Megawati sama-sama puas dan tidak saling "menohok" dengan iklan kampanye yang saling menyerang lagi. Kalo nanti ada ide kreatif iklan kampnye dari masing-masing pihak, maka akan saya usulkan lagi menggabungkan kedua ide tanpa menimbulkan konflik..... Kira-kira aksioma ini bener gak seh?
Tulisan saya ini bukan tanpa landasan pengalaman loh....! Coba kita perhatikan dari sekian banyak rezim pemerintahan presiden-presiden kita. Siapa sih pejabat yang selalu "bermasalah" setelah akhir masa jabatannya... Pasti "sang Kabulog"... heheheh bener kan? Makanya tunjuk mereka jadi juru kampanye dan ahli komunikasi iklan kampanye buat SBY dan Mega. (Ok sip saya setuju, Skak... Mat!!!)
(Sidik Rizal lagi bercanda tapi serius neh....hehehehe)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ChatBox
Popular Posts
-
Bersama Lilis Karlina saat di Restoran Gurih milik Is Anwar Entah kenapa saya kok mau-maunya menghubungi artis papan atas seperti Lilis Kar...
-
Masa Sulit Mungkin Lebih Banyak dari Kemudahan, Tapi Ternyata Cuma Sebentar Kok....!!! Bisa dibayangin gak seh, kalau kita kadang merasa...
-
Figur Paling Pantas Duduki Posisi Ketua Umum Golkar Bekasi, dobeldobel.com Fungsionaris DPP Golkar, Aartje Loppies, Sabtu pagi, 11 Juli 2009...
-
Gue mau tanya. Ketika gagal, biasanya kita suka cari kambing hitam bukan? Nah, yang gue tanyain, kenapa mesti kambing? Dan kenapa mesti ...
-
Bermula dari keinginan saya untuk memiliki koran maya sendiri (Cyber Newspaper), dan kemudian beberapa teman saya mendukung penuh. Kemudian ...
-
1. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 1 Ir. Samuel Koto (Padang Panjang, 5 Juli 1956)(L)(Jakarta Selatan) -Ketua DPP Partai Hanura -salah se...
-
Bekasi, dobeldobeldotcom. Nah beberapa contoh di bawah ini termasuk baliho baru yang entah kreatif atau memang mencoba membuat " niche ...
-
Saat aku membaca salah satu tulisan blogger anak-anak (tepatnya abg) yang begitu ketakutannya ia dinikahin oleh Syekh Puji, hingga terbawa m...
No comments:
Post a Comment