English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified twitterfacebookgoogle plusrss feedemail

Informasi berita tentang kandidat caleg, pemilukada dan pilpres di Indonesia - Kontak Redaksi: (021)271.01.381 - (021)606.36235, Hotline: 08787.882.1248 - 081.385.386.583

Korupsi jangan dijadikan budaya! Pilih pemimpin yang cinta rakyat, bukan cinta kekuasaan! Bagian Iklan Hubungi (021)27101381 - 081385386583


Sunday, October 5, 2008

Pengalaman lucu dan aneh dengan Lilis Karlina, Sang Artis Dangdut Nan Seksi

Bersama Lilis Karlina saat di Restoran Gurih milik Is Anwar

Entah kenapa saya kok mau-maunya menghubungi artis papan atas seperti Lilis Karlina, karena alasan sepele ingin mempertemukan, si Janda Cantik itu, dengan kandidat calon bupati Subang. Yang akhirnya tidak jadi, kemudian saya ganti dengan alasan lain yang jauh lebih sepele lagi.... Ingin mempertemukan Lilis Karlina dengan seorang Anggota DPR yang cukup berusia, bpk Is Anwar.

Pada mulanya ide datang setelah saya bertemu dengan pak Is di kantornya Is Plaza, lantai 11 dengan tujuan wawancara dan mencari peluang job, entah itu penulisan, jasa investigasi atau pembuatan web design maupun penerbitan blogspot. Yah apa sajalah. Anehnya, saat kami sudah bermenit-menit diskusi tentang peta perpolitikan, sang politisi gaek yang kaya dengan pengalaman sebagai wartawan dan penulis artikel di banyak media ini, sesekali melemparkan joke, bvahwa dirinya tidak sesuci dan sehebat yang mungkin saya tangkap saat berbindang-bindang dengan beliau. (Padahal memang saya menganggap beliau sebagai orang tua saya sendiri, bukan karena saya anak yatim yang kehilangan ayah saat usia 6 tahun ditinggal mati ayah. Namun karena keluasan wawasan dan sifat kebapakannya yang menyenangkan).

Pak Is sempat bercanda, kalau dirinya melihat wanita cantik seperti Lilis Karlina, yah normal saja bila masih bisa tergoda. Saya pun tertawa, dan melihat itu sebagai "isyarat" walaupun saya tahu itu hanya intermezo saja. Timbul dalam benak saya, apabila saya bisa memperkenalkannya dengan Lilis Karlina, mungkin saya bisa mendapatkan peluang membuat apa saja yang bisa menghasilkan uang. Awalnya saya mau membuat film layar lebar dari buku biografinya. Walaupun saya sadar betul, saya nggak punya pengalaman di bidang perfilman, tapi saya banyak kenalan artis dan produser yang pastinya mereka akan siap membantu saya.

Tapi permasalahan tidak sesederhana itu, sekalipun saya telah mempertemukan Lilis Karlina dengan pak Is, tapi pak Is malah memberikan opsi baru buat saya. Menurutnya, bila ada produser film yang mau membiayai pembuatan sinetron dibandingkan film seperti yang saya tawarkan berdasarkan biografinya, tentu hal itu pastilah bisa menjadi peluang pekerjaan bagi saya.

Hualah.... Saya sudah mencoba berkonsultasi dengan teman saya. Mulai dari artis, seperti Joe Soetisna, si komedian dari Project P, yang sering membuat film dan memerankan beberapa film serta program televisi hingga temen-teman yang juga produser, seperti mbak Dina Mariana. Bahkan sempat Dina dan krunya yang juga produser sempat mau bertemu dengan pak Is di IS Plaza,tapi entah kenapa kami tak jadi bertemu di sana, mungkin saya terlambat karena harus bertemu dan menjemput Lilis Karlina. Menurut Joe dan Dina Mariana sangatlah sulit untuk membuat sebuah film sinetron (setelah saya mencoba tawarkan film layar lebar ke Pak Is, beliau memepertimbangkan untuk dibuat sinetron). Akhirnya saya semakin merasa sulit, walau tidak mengendurkan semangat untuk mencari obyekan apapun asal halal.

Lucunya, teh Lilis Karlina, sempat salah paham, bahkan ia menawarkan untuk membuat album dangdut Minang yang akan dinyanyikannya untuk pak Is, asal beliau mau memodali produksinya. Padahal bukan itu tujuan sesungguhnya. Memang saya akui, saya mengundang Lilis Karlina bertemu Is Anwar, sebagai katalis saja dan ingin tahu reaksi Pak Is saat saya menanggapi joke/intermezo-nya, yang mungkin masih mau lah ketemuan dengan artis seperti Lilis Karlina, (Hehehehe, untung saja dia nggak minta ketemuan sama artis kayak Dewi Persik, bisa-bisa saya dan/atau pak Is jadi serbuan wartawan infotainment).

Tahu kan apa fitnahnya (dalam bahasa Islam) atau isyu-nya yang akan berkembang bila saya jadi mencari tahu no HP Dewi Persik dan mempertemukannya dengan Pak Is Anwar.... Hahahahaha pasti heboh... Sekalipun semua orang tahu, bila Is Anwar adalah anggota Badan Kehormatan DPR RI. (Emang kenapa kalo anggota BK DPR RI? hihihi)

Banyak hal yang menggelikan saat saya harus menjemput Lilis Karlina di satu tempat di Senayan. Itupun kalo nggak mau disebut hal yang paling memalukan buat saya saat mencoba menjemput (hmmmm, tepatnya bukan menjemput kali ya? Soalnya, saya naik kendaraan umum ke Senayan, mencari Lilis Karlina, di TGIF. (Sempet-sempetnya saya celingukan mencari mobilnya Lilis Karlina, yang bernomor plat inisial namanya itu, B 555 LK.

Lilis Karlina menunggu cukup lama, sendirian di Cafe TGIF Senayan (dan saya yakin, pasti dia sedikit kesal menunggu saya, karena saya terlalu lama dan terjebak macet saat dalam perjalanan dan hanya berkomunikasi via HP. Mulai naik bis, taxi dan terakhir ojek, untuk mensiasati macet, supaya bisa ketemu artis dangdut yang masih cantik itu.

Dasar lagi apes, uang di kantong tinggal 50.000 perak. Jangan tanya ATM atau kartu kredit. Saya nggak punya duit sepeser pun di Bank, karena habis ditagih Debt Collector, jadi saya udah kapok untuk punya kartu kredit lagi. Pokoknya saya bangkrut habis, cuma modal selembar 50.000an, itu saja. Temen-temen saya sempat memepringatkan, agar jangan terlalu lama dan mengikuti LK kalo nggak ada modal duit cukup, tapi saya tetap ngotot. Mau tahu samapi seberapa jauh saya bisa bersama LK. Dan akhirnya, hanya seorang LILIS KARLINA yang keluar uang dari dompetnya dan saya nggak keluar sesenpun... jadi ketahuan deh kelasku.... (Ternyata nih wartawan bener-bener nggak modal... begitu kali yang ada di pikiran LK)

Akhirnya saya masuk ke pintu TGIF Senayan, dan tampak mobil LK diparkir tepat di depan pintu masuk cafe besar itu. Wah, yang kayak gini neh, perasaan dan intuisi saya sudah mengingatkan bakal ada hal nggak enak yang akan saya alami. Tapi masa bodo, ini kan artis dangdut kelas papan atas. Nggak rugi-rugi amat lah... kalaupun harus saya berkorban perasaan ketemu dia. Dan di dalam cafe, si janda cantik sedang duduk dengan kaki telipat, dan baju sutera yang halus lembut dan sedikit transparan. Pasti baju yang mahal,saya sudah mengira itu. Sejumlah laki-laki tampak memperhatikan kami yang saling bertegur sapa, saya nggak tahu, apa ada rasa iri di pandangan mereka. Tapi yang jelas, ada sedkit bangga di dada, karena bisa bertemua dengan LK.

Saya pun menyapa LK dengan sebutan Teteh. "Maaf Teh, saya susah sekali bebas dari macet, sampe berapa kendaraan saya naiki..."
LK hanya tersnyum, dan dia menawarkan saya untuk minum, tapi saya menolaknya dengan sopan, karena saya pikir Pak Is mungkin sudah menunggu pula terlalu lama di Is Plaza.

Setelah berbasa-basi sejenak, akhirnya kami pun keluar. Dan LK menanyakan apakah saya bisa membawa mobilnya. Tanpa ragu saya bilang ya bisa. Ternmyata mobil LK adalah mobil transmisi otomatis... Agak kikuk awalnya, sempat LK mengajari saya, lucunya lagi saat saya mencari kopling dan rem tangan. Rupanya tidak ada rem tangan, tapi rem kaki yang ada di bawah dan dekat biasa kopling. Karena transmisi otomatis, jadi saya perlu belajar beberapa menit dari LK. Saya nggak perlu merasa malu, karena berkali-kali saya bilang, saya memang belum pernah mengendarai mobil mewah, tapi hanya butuh penyesuaian sekitar beberapa puluh menit, pasti akan lancar. Dan benar kurang dari 15menit, akhirnya saya menguasai sedan Toyota Camry itu,bahkan saya sempat menggeber di atas 120 km/jam saat setelah masuk jalan tol menuju pramuka (Hah? Memang kalo digeber 120 km/jam itu bisa dibilng ngebut? Hahaha)

Intinya pertemuan dengan pak Is sukses, walaupun akhirnya kami datang terlambat, dan pak Is sudah tenggelam dalam kesibukan olahraganya. Yang bikin saya heran, ternyata pak Is masih kuat bertanding pingpong hingga berapa putaran, dia memang bilang bila dia ada pertandingan tenis meja di kantornya setelah jam 4. Sedangkan kami baru sampai setelah jam 4. Artinya, hari itu saya bener-bener blunder bikin kesalahan yang buanyak buanget.

Ah sudahlah, pokok permasalahannya, LK ketemu dengan Is Anwar. Selanjutnya terserah anda... saya mencoba melucu sama teteh LK. Sebenarnya saya mau langsung pulang setelah pertemyuan yang diakhiri dengan makan di rumah makannya pak Is, restoran "Gurih", dengan Jus jagung dan makanan lainnya, tapi LK sepertinya sedang enggan, atau karena kecewa karena pak Is tidak begitu punya banyak waktu untuk berbicara dengan kami berdua. Itupun setelah pak beristirahat sebentar dari permainan bola pingpongnya, ia menemui kami yang menunggu di restoran "Gurih". Setelah memberikan kartu nama dan menyuruh anak buahnya memebrikan minuman spesial Jus Jagung, ia kembali bermain tenis meja untuk melanjutkan turnamen dengan rekan bertandingnya.

Puah....! Saya sebenarnya sedkit kecewa, tapi lebih kecewa Lilis Karlina, karena dia berharap ada proyek yang bisa dia dapatkan dari pertemuan itu (mungkin ini baru perkiraan saya saja terhadap LK). Selanjutnya saya mencoba menghibur LK, saat dia hendak pulang. Pada awalnya saya hanya ingin mengantarkan dia keluar dari jalan Pramukan menuju Senayan, selanjutnya karena kekonyolan saya, yang tidak bawa uang keculai selembaran 50.000an, malah mengiktui LK berbelanja dan meneruskan dengan makan malam bertemu dengan teman-temannya yang mahasiswa PTIK dan masih bertugas baik itu yang di Polda atau Polsek entah dimana.

Pokoknya, hari itu hingga malam, adalah hal yang paling memalukan buat saya, sekaligus juga menyebalkan, mungkin bagi LK, karena saya sudah menghitung-hitung dari awal, bila LK telah mengeluarkan biaya lebih dari sejuta, mulai dari belanja pakaian buat shoenya yang di kalimantan pada Sabtu di minggu berikutnya, dan belanja makan malam di satu kafe di Kemang. Sempat kami bertemu dan melihat Wulan Guritno dengan seorang rekannya makan malam di sana. (Waktu itu saya tidak tahu, kalau Wulan Guritno jadi caleg dari satu partai politik). Sepertinya Wulan Guritno juga tahu bila kami memperhatikannya, dan ia pun sempat melihat ke arah kami. Dan saya tahu, bila dia bukan penggemar acara infotainment. Jadi nggak akan persuli kenapa LK malam itu duduk dengan beberapa calon perwira polisi, dan saya sang wartawan gembel. Oh ya hampir lupa, juga adik kandung LK, si Udin, yang kebetulan sedang ngurus mobilnya yang satu lagi karena rusak kecelkaaan dan sedang mengurus klaim asuransi.

Singkatnya saya benar-benar mendapat pengalaman paling aneh dan tidak menyenangkan dengan LK, tapi saya kok rasanya seperti menikmati. Tapi bagaimana, bisa saya nikmati? Sewaktu saya mengemudikan mobilnya saja, saya mana berani melihat ke arah LK yang duduk dengan gaya bebasnya mengangkatkan kaki dan merokok ke atas dashboard. Jangan dibayangkan, saya hanya memperkirakan saja apa yang bisa saya bayangkan seandainya saya jadi dashboardsedan mewah itu. Hmmmm.

Lilis ternyata enak diajak bicara tentang hal apa saja, tapi suasana jadi kaku ketika saya menanyakan tentang suami-suaminya. (huuuuh, bodohnya mulut wartawanku menanyakan hal itu-- kayak wartawan infotainment aja).

Ah teh Lilis yang baik, sekalipun kamu janda cantik. Tapi nggak nampak di mata saya kalau kamu tuh kelimpungan atau kebingungan, walau saya menangkap selarik kerinduan dan kegalauan dari sinar matanya. Saya tahu itu adalah pandangan mata seorang wani9ta yang sama saja dimana pun ia berada. Dan aku pernah melihat pandangan itu pada mata ibu saya saat beliau masih muda dan ditinggal mati bapak saya. Saat itu ibu saya masih terbilang cantik lah, dan banyak sekali lelaki yang menghampiri untuk meminangnya.... Ya pandangan seorang wanita yang sedang bingung untuk mencari pelindung namun tak kuasa menahan segala kekuatiran dan ketakutan.

Sempat Lilis menyatakan, kalau mencari lelaki itu susah di kota Jakarta ini. Kalau ada lelaki baik, tapi ternyata homo lah, ternyata tukang morotin lah, atau ternyata sudah beristrilah... atau segala kekuatiran yang mungkin terjadi ada dalam benak seorang Lilis Karlina.


1 comment:

  1. Sepertinya pak Is, pernah sebentar mjd anggota BK DPR. Apakah tahun 2008 ini menjadi Anggota lagi, ya?

    ReplyDelete

Kontak XAMthone Plus Bekasi (021)606.36235 - 081.385.386.583

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ChatBox

Popular Posts