English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified twitterfacebookgoogle plusrss feedemail

Informasi berita tentang kandidat caleg, pemilukada dan pilpres di Indonesia - Kontak Redaksi: (021)271.01.381 - (021)606.36235, Hotline: 08787.882.1248 - 081.385.386.583

Korupsi jangan dijadikan budaya! Pilih pemimpin yang cinta rakyat, bukan cinta kekuasaan! Bagian Iklan Hubungi (021)27101381 - 081385386583


Friday, May 15, 2009

Apa singkatan Unik Para Capres-Cawapres 2009

Adu Sakti Ilmu Komunikasi
dalam Kampanye Capres-Cawapres



Bekasi, dobeldobel.com
Melihat dan mendengar kabar langsung dari Bandung saat pendeklarasian Capres yang paling ditunggu dan bikin penasaran banyak partai koalisi, mungkin pendeklarasian Demokrat dengan cawapresnya, SBY-Budiono. Bahkan saat pendeklarasian itu berlangsung akhirnya dihadiri juga oleh koalisi partai walau terlambat datang (PKS) (padahal sudah terlanjur berita tersiar bahwa PKS kecewa karena tak diajak diskusi untuk penentuan cawapresnya SBY). Itulah hebatnya basa-basi politik di negeri ini, walau sebagian orang berpendapat ini adalah dinamika demokrasi. Bahkan pilihan SBY terhadap Budiono sebagai cawapres adalah hal yang sangat logis, (padahal sebelumnya ada kuat dugaan untuk kubu non partai, Sri Mulyanilah cawapresnya).

Dan jargon yang resmi dikeluarkan tak lain adalah SBY-Berbudi. Hal itu disampaikan Gamawan Fauzi, politisi asal Partai Demokrat yang juga Gubernur Sumatera Barat dalam sambutannya di acara Deklarasi SBY-Boediono di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Jawa Barat, Jumat (15/5/2009) pukul 19.53 WIB. "SBY Berbudi bisa berarti sebenarnya tapi juga bisa berarti SBY bersama Boediono," terangnya lebih lanjut. Namun bukan berarti jargon ini tidak menimbulkan kontroversi. Bahkan ada blogs yang mengatakan bahwa jargon SBY-Berbudi agak narsis. Belum lagi saat sebelum deklarasi dilaksanakan Jargon untuk pasangan capres-cawapres dari partai Demokrat ini beberapa saat setelah nama Budiono muncul maka jargon SBY-No lah yang paling tinggi dijumpai dalam situs internet melalui Google Search Engine (yang mencapai 13.205 tulisan) jika dibandingkan kemungkinan jargon lain seperti SBY-Budiono, SBY-Ono atau SBY-Udin (dasar penulis konyol... hehehehe, lucu aja kalo usulan jargonnya SBY-Udin, kok nggak "sound-catching" banget deh!) Demikian pula SBY-Berbudi yang baru 19 tulisan di Wordpress atau sekitar 5,060 hasil telusur untuk SBY-Berbudi. (0.09 detik).

Terus bagaimana dengan pasangan capres-cawapres lain. Untuk Jusuf Kalla - Wiranto, mungkin capres ini yang kombinasi jargonnya paling menarik untuk diucapkan mulut orang Indonesia, yakni JK-Win (dan itu mencapai 76 tulisan). JK-Win (yang berarti JK menang ini) memang pada awalnya adalah jargon yang mau dipakai, tapi entah bagaimana, justru deklarasi resminya ternyata lebih memilih JK-Wiranto. Padahal Hit JK-Win cukup tinggi di mesin pencari Google, yakni sekitar 942,000 hasil telusur untuk JK-Win. (0.31 detik). Sedangkan JK-Wiranto hanya mencapai sekitar 310,000 hasil telusur untuk JK-Wiranto. (0.21 detik). Mungkin karena kuatir keselip dengar maka kata JK-Win tidak jadi dipilih. (Ya lu bayangin aja sendiri kalo salah ucap -slip off the tounge- "Je- KaWin" kan nggak enak dengernya. Sekalipun maknanya sangat bagus terdengar buat yang biasa dan tahu bahasa Inggris. Lah kalo di daerah?)

Jargon Capres-Cawapres Megawati Prabowo Subianto juga termasuk lumayan apik, yakni Mega-Pro (Wah Honda buanget! --- Bisa-bisa dapat dukungan sponsor perusahaan motor terbesar dari Jepang neh? Hitnya aja luar biasa tinggi sekitar 14,000,000 hasil telusur untuk Mega-Pro. (0.05 detik)). Hit kata Megawati-Prabowo sendiri lumayan tinggi yakni sekitar 459,000 hasil telusur untuk Megawati Prabowo. (0.09 detik)

Tapi kira-kira siapa sih dari ketiga calon ini yang akan masuk ke putaran ke-dua pemilihan capres-cawapres? Banyak analisis yang menilai (pastinya jadi 2 pasangan lah.... masak jadi 4?). Namun bisakah kita menilai dan menghitungnya dari kalkulasi di atas kertas berdasarkan perhitungan data dari perolehan kursi DPR pasca pengumuman resmi KPU?
Kalau menurut Agung laksono yang penasaran apakah SBY-Berbudi dan JK-Wiranto bisa masuk putaran kedua, maka justru itulah kemungkinan terbesar.

Mari kita hitung dari perkiraan quick count perolehan suara di parlemen. Dari jumlah 9 partai terbanyak, Dimana Demokrat dan koalisinya (PKS, PAN, PPP, PKB, PBB) memperoleh (setelah kalibrasi) = 25,2% + 9,3% + 7,3% + 6,6% + 6,4% = 25,2 (Demokrat) + 29, 6 (Koalisi) = 54,8%. (Nyaris 60 persen dari perolehan suara nasional setelah kalibrasi)

Sedangkan berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di KPU adalah =
Demokrat...= 148 kursi (20,85%)
PKS..............= 59 kursi (7,88%)
PAN..............= 42 kursi (6,01%)
PPP...............= 39 kursi (5,32%)
PKB..............= 26 kursi (4,94%)
-------------------------------------------
Total Kursi..= 314 kursi (45 %) dari 560 kursi yang kini ada di DPR (2009-2014)

Sedangkan Pasangan JK-Wiranto penghitungan dukungan partai adalah:
Golkar........= 108 kursi (14,45%)
Hanura.......= 15 kursi (3,77%)
-------------------------------------------
Total Kursi..= 123 kursi (18,22%) dari 560 kursi yang kini diperebutkan

Dan pasangan Mega-Pro perolehan dukungan parlemennya adalah:
PDIP............= 93 kursi (14,03%)
Gerindra.....= 30 kursi (4,46%)
-------------------------------------------
Total Kursi..= 123 kursi (18,49%)

Melihat ini sudah penghitungan di atas kertas berdasarkan data perolehan kursi (parlemen) maka bisa dipastikan kalau SBY pasti masuk ke putaran kedua. Dan dua pasangan capres-cawapres lainnya akan bergelut dengan sangat kuat demi masuk ke putaran kedua. Sepertinya dari jumlah prosentase pasangan Mega-Pro (18,49%) memang lebih punya peluang besar untuk bisa lolos ke putaran kedua. Tapi itu bukanlah jadi tolok ukur mutlak. Karena pada Pilpres 2009 kali ini, para calon harus berjuang keras melalui mekanisme struktur partai agar bisa memperoleh suara langsung rakyat pendukungnya.

Perlu diingat bahwa pada pileg yang lalu, sebenarnya partai Demokrat sudah membuktikan, bahwa kemenangannya karena figur SBY. Namun juga perlu diketahui, bahwa PDIP-Gerindra sepertinya mempunyai kartu truf, dengan figur Prabowo yang memang kuat secara finansial dan berlatarbelakang militer. Sedangkan di sisi JK-Wiranto, JK mempunyai kekuatan finansial yang lumayan besar ditambah figur militer Wiranto. Tinggal bagaimana nanti komunikasi kampanye yang mereka lakukan. Apakah saling menyerang langsung atau dengan kemasan komunikasi cantik yang lihai bermain kata?

Ada satu yang perlu diingat dalam komunikasi kampanye pilpres pada putaran pertama dan kedua ini. dobeldobel.com mensinyalir bahwa kasus AA adalah kuda hitam yang akan mempengaruhi siapa yang bisa masuk ke pilpres putaran kedua.

Sidik Rizal (Mencoba nggak mau untuk liar berasumsi seperti teman saya dulu)

No comments:

Post a Comment

Kontak XAMthone Plus Bekasi (021)606.36235 - 081.385.386.583

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ChatBox

Popular Posts