Friday, March 19, 2010
Obama Tak Mau Jadi Backing SBY
"Sejauh ini Obama dianggap pahlawan oleh Indonesia," kata Yudi di Gedung DPR Jakarta, Jumat (19/3).
Menurut Yudi, penundaan kedatangan Obama hingga Juni agak ganjil. Ia menilai alasan Obama membatalkan kunjungan pada 23-25 Maret tak semata masalah kealotan Rancangan Undang-Undang Kesehatan di parlemen AS. "Voting RUU nya itu besok, kalau alasannya ini tak mungkin ditunda sampai akhir Juni," terang Yudi.
Yudi mengatakan, pembatalan kedatangan Obama kedua kalinya tentu merusak citra SBY. Apalagi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu sudah membangun drama dengan penangkapan teroris di Aceh dan Pamulang, Banten.
Yudi melanjutkan, SBY berniat menerima kedatangan Obama dengan prestasi yang besar. Namun nyatanya gagal.
"Penangkapan Dulmatin kan sudah tersusun secara berencana. Dulmatin sudah ada di Ciputat sejak lama. SBY memang mau menerima kredit besar,"cetus Yudi.(Andhini)
Soal Rekomendasi Century ,SBY Minta Saran Menteri
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta para menteri dan pejabat tinggi di bawah koordinasi Menko Polhukam untuk menelaah dan menindaklanjuti surat DPR terkait rekomendasi hasil Pansus tentang kasus Bank Century. Penegasan tersebut disampaikan Mensekneg Sudi Silalahi, Jumat (19/3) kemarin.
Para menteri dan pejabat tinggi yang ditugaskan menindaklanjuti rekomendasi itu adalah Menkum dan HAM, Jaksa Agung, Kapolri, dan Ketua BPKP. ''Diharapkan rekomendasi ataupun saran-saran pertimbangan tersebut dapat diterima Presiden pada Senin (22/3),'' kata Sudi.
Sudi menjelaskan, surat dari Ketua DPR tentang rekomendasi hasil Pansus kasus Bank Century itu terdapat lampiran yang cukup tebal. Karena itu, diperlukan waktu untuk menelaah, memahami, merumuskan hingga memberikan pertimbangan atas jawaban rekomendasi itu. Setelah menerima saran dan masukan dari menteri dan pejabat tinggi terkait, Presiden Yudhoyono akan menindaklanjutinya. ''Senin nanti Presiden akan memanggil menteri-menteri yang terkait untuk menyampaikan secara langsung saran-saran kepada Presiden,'' kata Sudi. (kmb4)
Sunday, December 6, 2009
Hasil Renungan SBY, Akan Ada Makar
''Tepat ketika partai kita memperingati sewindu berdirinya, musibah dan cobaan ini saya harus katakan seperti halilintar di siang hari, ketika cuaca kita terang benderang. Apa itu? Partai Demokrat dan sejumlah kadernya termasuk saya sendiri mendapatkan fitnah dan pembunuhan karakter yang luar biasa,'' kata SBY dalam rapimnas Partai Demokrat, Ahad (6/12) siang. Partai Demokrat dan kadernya, ujar dia, difitnah menerima aliran dana dari Bank Century dengan jumlah yang sangat besar.
''(Sementara) yang kita tahu, Allah tahu, sejarah tahu, tidak satu rupiah pun jika tidak halal harus menjadi bagian dari pendanaan perjuangan partai,'' ujar Presiden. Soal kehalalan dana ini, ujar dia, adalah doktrin itu falsafah dan praktek yang mereka lakukan. Jika sampai hal tu dilanggar kadernya, maka akan menerima sanksi yang keras dan tidak pandang bulu.
''Saya sungguh prihatin. Akal sehat saya mengatakan bahwa perilaku politik seperti ini, paling tidak untuk jangka pendek ingin mendiskreditkan, ingin menggoyang, kalau bisa menjatuhkan SBY dan pemerintahan yang dipimpinnya. Jangka menengah dan jangka panjang, dengan fitnah dan pembunuhan karakter itu, ingin menghancurkan reputasi dan nama baik Partai Demokrat di muka rakyat, agar pemilu 2014 Partai Demokrat dilupakan dan diharapkan kalah total,'' ungkap SBY. Menurut dia kesimpulan tersebut merupakan hasil dari renungan dan olah pikir dia.
Kepada seluruh kader Partai Demokrat, SBY yang menjadi ketua dewan pembina partai ini menginstruksikan fitnah jangan dibalas dengan fitnah. Pembunuhan karakter pun jangan dihadapi dengan pembunuhan karakter. Demikian pula politik adu domba dan intrik jangan dibalas dengan politik adu domba dan intrik. ''Pendek kata, di dalam memerangi kemungkaran, jangan digunakan cara-cara yang sama-sama mungkarnya atau lebih mungkar dari cara yang kita terima dari pihak yang tidak bertanggung jawab,'' kata dia.
SBY mengatakan negara kita adalah negara hukum. ''Karena itu mari kita menempuh cara yang tersedia dalam ruang hukum, untuk mendapatkan keadilan yang sejati. Tentu pula kita juga menggunakan cara lain yang tetap positif dan memdidik. Mari kita jauhi kekerasan,'' ujar dia.
Terkait skandal Bank Century ini, SBY mengatakan sebagai Presiden sikapnya jelas dan terang. ''Yaitu agar dibikin terang, yang disebut kasus bank century itu. Agar rakyat mendapatkan kejelasan sejati. Bikin terang. Apa adanya. Sambil saya mengingatkan pada bulan itu sesungguhnnya September - Desember 2008, dunia teramsuk negara kita berada dalam situasi krisis perekonomian,'' ujar dia.
Konflik kepentingan yang menjadi keingintahuan rakyat, kata SBY, menurutnya juga menjadi keinginannya untuk terjawab. ''Conflict of interest itu baik di Bank Century maupun kasus lain. Apakah di pengambil keputusan, kebijakan, dan langkah-langkah nyata itu punya sesuatu yang diinginkan ? '' ujar dia. SBY mempersilahkan dilihat apakah betu ada konflik kepentingan itu, termasuk ada atau tidaknya korupsi dalam skandal ini. ''Silahkan pula dilihat, dicek, apakah ada aliran dana yang tidak semesttinya sebagaiaman fitnah kejam yg dialamatkan kepada kami. Buka. Ada PPATK, LPS, Bank Century dengan kepemimpinan baru, semua pihak, buka. Jangan ada dusta di antara kita,'' kata dia.
Kepada kader partainya yang masuk dalam panitia angket skandal ini di DPR, SBY pun meminta mereka dengan terang menjawab ketidakmengertian dan rasa ingin tahu rakyat. ''Itu Bank Century, kita bikin terang. Tegakkan kebenaran dan keadilan. Fakta dan realitas, dan bukan fitnah,'' tegas dia.
Thursday, November 5, 2009
SBY Minta Lindungi Anggodo
Sunday, October 25, 2009
SBY Punya Rencana Tersembunyi Yang Sangat Berbahaya
Boni mencontohkan, ada tiga orang dari parpol dalam pemilu lalu yang gagal menjadi anggota DPR dan DPD. “Orang-orang yang tidak diinginkan rakyat ini diangkatnya menjadi menteri,” kata dia.
Tuesday, May 26, 2009
Kesalahan Istikharah SBY dalam Memilih Cawapres Boediono
Baru-baru ini aku membaca gugatan dua orang blogger mengenai istikharahnya SBY dalam memilih cawapres Boediono. Blogger pertama (nirwansyahputra) langsung menegur, “SBY, Jangan Main-main dengan Istikharah!” Blogger kedua (nusantaraku) mempertanyakan, “Dan apakah sosok ekonom seperti Boediono memang merupakan pilihan Tuhan untuk memimpin negeri ini? Apakah Tuhan memang memilih sosok ekonom yang enggan membantu rakyat kecil disisi lain senang membantu pengusaha kaya? Atau sebaliknya, “istikharah” hanyalah kedok politik atas nama Agama?“
Kedua blogger tersebut menggunakan sudut pandang logika dalam analisis mereka. Di sini, aku hendak menggunakan sudut pandang agama Islam. Kebetulan, masalah istikharah bukanlah perkara yang asing bagiku. (Selama ini, ada dua buku karyaku mengenai istikharah, yaitu Rahasia Sholat Istikharah dan Istikharah Cinta.)
Pertanyaan yang hendak kujawab dalam postingan ini adalah: Apakah dalam memilih Boediono sebagai cawapres, SBY sudah melakukan istikharah sesuai dengan ajaran agama Islam? Kalau belum sesuai, di manakah letak kesalahannya atau kekurangsempurnaannya?
An-Nawawi menjelaskan, “Disunahkan untuk bermusyawarah sebelum melakukan istikharah.” (Al-Mausu’ah al-Kuwaitiyyah, 3/243) Salah satu dalilnya, Allah SWT berfirman: “Bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila engkau telah mengambil keputusan [seusai musyawarah dan istikharah], maka bertawakkallah kepada Allah.” (QS Ali ‘Imran: 159)
Pada kenyataannya, dalam menetapkan pilihan Boediono sebagai cawapres, SBY tidak bermusyawarah lebih dulu dengan partai-partai pendukung koalisinya. SBY hanya menyampaikan informasi setelah keputusan itu beliau ambil. (Lihat “Empat Parpol Koalisi Merasa Tak Diajak Bicara“.)
Tidak bermusyawarah lebih dulu itulah salah satu kesalahan atau kekurangsempurnaan istikharahnya SBY dalam memilih Boediono sebagai cawapresnya. Jadi, istikharah yang beliau lakukan itu belum sepenuhnya sesuai dengan ajaran Islam.
Wallaahu a’lam.
ChatBox
Popular Posts
-
Gue mau tanya. Ketika gagal, biasanya kita suka cari kambing hitam bukan? Nah, yang gue tanyain, kenapa mesti kambing? Dan kenapa mesti ...