English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified twitterfacebookgoogle plusrss feedemail

Informasi berita tentang kandidat caleg, pemilukada dan pilpres di Indonesia - Kontak Redaksi: (021)271.01.381 - (021)606.36235, Hotline: 08787.882.1248 - 081.385.386.583

Korupsi jangan dijadikan budaya! Pilih pemimpin yang cinta rakyat, bukan cinta kekuasaan! Bagian Iklan Hubungi (021)27101381 - 081385386583


Sunday, August 9, 2009

Ada Teroris di Jatiasih Bekasi

Kronologis Penggerebekan Teroris di Jatiasih Bekasi

Bekasi, Jatiasih - dobeldobel.com
Jum'at malam Sabtu (7/Agt/2009) saya baru saja pulang mengambil tagihan biaya postingan profil kelanakuliner.com dari ibu Santi, Warung Kuliner di Jatiasih. Sialnya, di pertigaan Jatiasih menuju Pekayon dan Rawalumbu ada sekumpulan polisi sedang merazia kendaraan bermotor. Sepertinya setiap kendaraan beroda dua saja, entah yang beroda empat (dan saya nggak begitu peduli). Kebetulan motor tua jadulku, Honda CB yang STNKnya telat bayar 4 bulan itu sedang sengaja saya matikan lampunya, karena akinya sudah sangat lemah (maklum motor tua, resiprok - keyprognya gak jalan optimal). Walaupun motor tampak tua, polisi tetap saja menghentikan motor saya. Yah maklum aja, tampilan saya yang sangat mencurigakan, berjaket hitam di dalamnya masih menggenakan rompi hitam pula dan tas back-pack ukuran jumbo yang berisi segala macam kertas dan dokumen pekerjaan harianku sebagai wartawan.

Pada awalnya, saya pikir yah cuma razia surat, walaupun STNK sudah terlambat 4 bulan belum bayar pajak, saya tetap tenang dan nyantai. Pikir saya, biar nanti urusan "kantor" atau tinggal bilang "saya wartawan pak!" sama Mr. Policeman. (As you know, apparently I always show my Press ID as if not in purpose... hehehehe just a little trick)

Tapi tetap saja polisi muda ini (this young police officer seemed opening his eyes widely... hahaha he was upset when I said, "What do you want to do next, Officer?) meminta saya menepikan motor dengan wajah digarang-garangin (emang gue takut!). Dengan tenang saya coba tepikan motor dan ia meminta surat-surat kelengkapan motor saya, tapi kali ini ia mencoba tersenyum karena melihat saya tersenyum di balik helm yang kubuka kacanya. Seperti biasa tanpa terlihat disengaja, saya memamerkan Kartu Pers dengan harapan bisa dapat privilege treatment, Ternyata nggak ngaruh tuh... Sial! Tuh petugas yang nggak ngelihat atau Press ID-Card gue terlalu gelap warnanya... (sedikit kesel juga seh!).

Terpaksa deh buka dompet dan menyodorkan STNK, dan sewaktu dia menanyakan SIM, saya pun bilang "Nggak ada Pak!" terus saya sodorkan KTP. Tumben... pak petugas polisi yang mencatat nggak melotot.... hehehehe kelihatan seh dari usianya pasti di atas 45-an tahun, so lebih kalem dan pengertian. Tapi tetep aja men... ditilang ya ditilang.

"Ya udah pak ditulis saja Pak" ujar saya tanpa berfikir lebih jauh kalau saya mesti keluarkan Kartu Pers atau uang buat membayar denda di tempat. Enggak deh, pikir saya, karena kayaknya razia dan tilang ini sifatnya resmi banget. Ada sekitar puluhan petugas polisi yang bertugas merazia pengendara kendaraan motor. Ada acara apa atau program apa ya besok hari Sabtu itu? Kok tumben pertigaan Jatiasih Rawalumbu Pekayon yang biasanya macet dan penuh motor ojek ini ada razia? Anehnya, kemana aja tukang ojek yang biasanya mangkal di wilayah itu? Kok seperti raib entah kemana. Halah... lupakan dulu masalah itu, sekarang saya dapat surat tilang... saya baca sebentar.... Hmmm rupanya surat tilang ini dari Kesatuan Polres Bekasi. Surat Bukti Pelanggaran Lalulintas Jalan Tertentu dengan Tilang No. 0172548 tertanggal 7 Agt 2009 ditandatangani BrigPol Ruddiny. Jadi saya harus datang ke Pengadilan Negeri Bekasi untuk ikut sidang tilang tanggal 14 Agt 2009. Yah pastinya bayar pajak motor. Ya kebetulan, sekalian aja memeperpanjang STNK dan balik nama sekaligus bikin SIM kali yah? (Emang wartawan perlu SIM? Hihihihi....) Ya iya lah, masak ya iya bodong?

Rupanya razia itu bagian dari satu program kerja intelijen kepolisian untuk menyisir habis wilayah Jatiasih dari dugaan adanya pelaku teroris. Namanya juga kerja intelijen, ya nggak bakalan ada yang tahu termasuk internal kepolisian sendiri, kecuali sebagian elit polisi. Tujuan dari razia itu sendiri adalah memblokir keluar masuknya para tersangka teroris di jalur utama jalan Jatiasih. Otomatis saya sudah menduga pada hari yang sama pastinya ada 3 jalur utama yang dilakukan operasi razia di wilayah Jatiasih, yakni jalur ke Pekayon, jalur ke Kranggan dan jalur ke Pondok Gede. Yah tapi baru dugaan dan insting saya sebagai wartawan intelijen. (Intelijen kok ngaku... dasar luh Dik, begoknya ketauan deh).

Dan ternyata pada saat yang sama sekitar jam 23.00 WIB saat saya ditilang, ternyata seorang lelaki yang disinyalir bernama Ahmad Fery berhasil ditangkap dalam rangkaian penggerebekan teroris di Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat. Wajah pria yang mengontrak rumah di Perumahan Nusapala tersebut sekilas mirip gembong teroris Noordin M Top.

Fery ditangkap petugas saat mengendarai mobil Xenia di Jl Kranggan, Bekasi, Jumat (7/8/2009) sekitar pukul 23.00 WIB. Polisi menyergap Fery setelah mengikutinya sejak dari Jawa Tengah.

Dan saya pun berusaha cari informasi tentang hal itu dari internet dan kawan-kawan saya sesama wartawan. Saya berusaha menghimpun informasi dan tulisan tentang kronologis peristiwa penggerebekan orang-orang yang diduga intelijen adalah para teroris itu.

Dari saat tertangkapnya Fery malam yang sama saya ditilang, berikut komentar orang-orang yang ada di sekitar tempat Fery tinggal. "Kalau saya bandingkan dengan yang ditampilkan oleh polisi di TV, Ahmad Fery lebih mirip dengan Noordin," ujar Ketua RT 04/12 Perumahan Nusapala, Jatiasih, Bekasi, Sundoyo (42), Minggu (9/Agt/2009) kepada wartawan.

Sundoyo mengaku hanya sekali berkomunikasi langsung dengan Fery. Itu pun terjadi setelah Fery sudah menempati rumah kontrakannya di Blok D 12.

"Saya hanya sekali ketemu pada saat menyerahkan KTP," jelasnya.

Fery, dijelaskan Sundoyo, bercirikan rambut pendek dengan struktur ikal, warna kulitnya putih, perawakannya gempal dan tinggi sekitar 165 cm. Kumis dan jambangnya terlihat dicukur serta jenggot yang tipis. (Sumber: mok/iy - detik.com)

Tapi di sini saya ada sedikit perbedaan informasi. Menurut versi Antara News, Fery tertangkap pada tanggal 8 Agt 2009 jam 00.00 WIB di jalan yang sama, yakni Jl. Kranggan setelah dikuntit oleh pihak kepolisian dari Solo jawa Tengah selama beberapa hari. Tapi saya menduga, ini hanya masalah persepsi waktu informasi saja. Wartawan sendiri yang ikut meliput razia ini mengetahui bahwa rajia memang mulai dari jam 23.00 dan setelah sejam kemudian (jam 00.00 tanggal hari berikutnya) sang tersangka ditangkap tanpa perlawanan yang berarti.

Sumber: Antara News (irw/nrl)

Bekasi - Rangkaian penggerebekan teroris dilakukan Tim Densus 88 Mabes Polri hampir secara serempak di tiga tempat. Di komplek perumahan Puri Nusapala, Jatiasih, Bekasi, polisi melumpuhkan 2 pelaku, Air Setyawan dan Eko Peyang, yang diduga sebagai jaringan Noordin M Top.

Sementara satu pelaku lainnya, Ahmad Fery, berhasil ditangkap. Fery diringkus di saat mobil berisi bom yang dikendarainya melintas di Jl Kranggan, Bekasi.

Dari keterangan Fery itulah awal mula jaringan teroris di Jatiasih terbongkar. Menurut sumber detikcom, petugas telah membututi mobil Xenia yang dikendarai Fery sejak berangkat dari Solo, Jawa Tengah.

Sekitar pukul 00.00 WIB, Sabtu (8/8/2009), Fery disergap tanpa ada perlawanan. Dari keterangan tersangka, diketahui pelaku lainnya berada di sebuah rumah di Perumahan Puri Nusapala, Blok D 12 RT 4 RW 12, Jatiasih.

Petugas lantas meluncur ke target. Namun, ketika hendak ditangkap, Air Setyawan dan Eko Peyang melakukan perlawanan dengan menggengam bom tangan siap ledak.

Tak ingin terlambat, petugas langsung menembakkan pelor ke arah pelaku. Kedua tersangka tewas seketika. Mayatnya dibawa ke Rumah Sakit Polri Dr Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur.

Di TKP, petugas menemukan sejumlah bom yang masih aktif, baik bom yang dipasang di mobil Fery maupun yang disimpan di dalam rumah. Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) menyatakan bom itu rencananya akan diledakkan pada target khusus.

Kuat dugaan bom seberat 100-500 kg tersebut akan diledakkan di Istana Negara dan kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor. Cikeas hanya berjarak 5 km dari Puri Nusapala.

Tim Jihandak telah meledakkan satu bom dengan menggunakan alat khusus sekitar pukul 06.45. Kini, tim masih berupaya untuk menjinakkan bom lainnya di lokasi.
----------------------------------------------------------------------

Uniknya, sang tersangka teroris Ahmad Fery sempat berinteraksi sosial memberikan sumbangan buat acara Isra' Mi'raj di wilayahnya, seperti yang diberitakan oleh Poskota berikut ini. Sumber Pos Kota (Saban/B)

BEKASI (Pos Kota)- Suasana di Perumahan Puri Nusapala Jati Asih Bekasi, Jawa Barat hingga siang ini tetap ramai. Warga masih berbondong-bondong ke rumah yang jadi tempat berkumpul teroris bahkan dua orang tewas tertembak Sabtu dinihari tadi.

Warga tidak menyangka jika rumah yang baru dikontrak beberapa minggu lalu jadi sarang teroris. Termasuk Humas RT 04 RW 012 Keluarhan Jatiluhur, Perumahan Puri Nusapala, Imam Ali Basya, 32.

Menurut Iman Ali Basya, pada 28 Juli lalu ia sempat menagih iuran RT dan keamanan dari rumah Blok D 12 tersebut. Ketika itu yang menerima Imam adalah yang mengontrak rumah tersebut dengan nama Achmad Fery.

Ketika itu, kata Imam Ali Basya kepada Pos Kota, dia hanya diterima di luar pagar. “Saya tidak dipersilakan masuk,” jelas Imam Ali Basya tadi pagi.

Mengetahui Iman Ali Basya menagih iuran, Achmad Fery mengeluarkan uang pecahan Rp 50 ribu. Padahal iuran RT hanya Rp 25 ribu.

Ketika itu kata Imam, dia juga membawa proporsal untuk minta sumbangan dari warga dalam rangka perayaan Isra Miraj yang diadakan 2 Agustus 2009 di Mesjid Al Ikhlas.

Bahkan kata Iman Ali Basya, ia mengundang penghuni baru itu dan menanyakan apakah bersedia menyumbang. Ternyata lelaki berkulit bersih dan berjenggot tipis itu bersedia menyumbang dengan memberikan sisa pembayaran iuran RT tadi.
Namun Achmad Fery sempat melihat proporsal tersebut untuk mengetahui siapa ustadznya. Ketika mengetahui yang jadi Ustadz adalah Achmad Husein, pengontrak rumah di Blok D 12 itu hanya tersenyum. Dan hingga pelaksanaan Isra' Mi'raj dilaksanakan penghuni rumah tersebut tidak hadir.

Sementara itu, di Densus 88 Antiteror Polri masih mengepung rumah yang terletak di Desa Beji RT 01/07, Kelurahan Kedu, Kecamatan Kedu, Temanggung, Jawa Tengah.

Pengepungan ini dilakukan mulai sekitar pukul 15.45 WIB, di rumah yang diketahui milik salah satu warga yaitu Mohzahri (70). SidikRizal - dobeldobel.com

Berikut tulisan lengkap dari Jakarta Press

WAJAH TERORIS JATIASIH MIRIP NURDIN M. TOP

Jakarta – Densus 88 Polri menggrebek kelompok Noordin M Top di rumah Puri Nusapala, Jatiasih, Bekasi. Pengontrak rumah itu bernama Ahmad Ferry disebut tertangganya, dia mirip wajah Noordin M Top dalam foto yang disebar polisi. "Wajahnya mirip Noordin yang tidak pakai apa-apa tapi tanpa jenggot dan logatnya Jawa. Perawakannya biasa saja penampilannya juga biasa," ungkap Sriaman Indarti, ibu rumah tangga yang tinggal tempat di sebelah kanan rumah tersebut, Sabtu (8/8).

Menurut Sri, pelaku pertama kali menempati rumah tipe 45 dengan luas tanah 96 meter persegi itu tepat pada saat bom meledak di Marriott-Carlton 17 Juli lalu. Pelaku mulai masuk rumah sekitar pukul 17.00 WIB. “Waktu pertama kali masuk menempati rumah 17 Juli jam 5 sore. Setiap hari dia pergi naik motor. Hal yang tidak wajar dari dia itu pintu rumahnya selalu ditutup tak pernah dibuka sekalipun padahal semiskinnya orang tak punya barang di rumah pasti sesekali pintu rumah dibuka," jelasnya.

Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror, Polri, berhasil menggrebek sebuah rumah teroris pembuat bom yang diduga terkait peledakan bom di JW Marriott dan Ritz Carlton di Perumahan Puri Nusapala, Jati Asih, Bekasi Selatan Sabtu (8/8). Dalam aksinya itu berhasil menembak mati dua orang diduga teroris yakni Air Setiawan dan Eko Peyang, merupakan jaringan dari teroris Noordin M Top.

Keberhasilan Tim Densus 88 Anti Teror ini diungkapakan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Drs Wahyono, langsung dari tempat kejadian. “Semua ini hasil dari penyidikan kami yang berawal dai penangkapan salah seorang anggota jaringan Noordin M Top yang bernama Achmad Ibrahim di Koja, Jakarta Utara,” ujarnya.

Menurut Wahyono, pihaknya berada di TKP di sebuah rumah Perum Puri Nusapala Blok D 12 RT 04/012, terkait dari upaya hukum dalam pemberantasan teroris di Indonesia, yang berujung pada peledakan bom di JW Marriott dan Ritz Carlton.



Menurut Wahyono, sebelum digerebek, Tim Densus Anti Teror 88 Mabes Polri telah mengidentifikasi persembunyian jaringan teroris Noordin M Top di Perumahan Puri Nusapala, Blok D12, Jati Luhur, Jati Asih, Bekasi selama 10 hari.

Polisi semakin yakin rumah tersebut menjadi persembunyian jaringan Noordin M Top setelah menangkap Achmad Ibrahim dua hari lalu di wilayah Jakarta Utara. “Achmad Ibrahim inilah yang menjadi penjaga rumah tersebut. Keterangan dia membuat kami yakin,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Wahyono.

Polisi tidak segera mengumumkan penangkapan Ibrahim dengan alasan menunggu waktu yang tepat.” Dimungkinkan pelaku lain akan meledakkan rumah ini bila penangkapan diumumkan. Dan bila hal tersebut terjadi, korban bisa lebih banyak,” kata Wahyono.

Berdasarkan keterangan Ibrahim dan hasil pengamatan mendalam, dini hari tadi Densus 88 Mabes Polri mengepung rumah tersebut. Melalui penyamaran, penggerebekan dimulai dengan mengevakuasi warga sekitar rumah tersebut. Saat sebuah mobil Daihatsu Xenia masuk rumah tersebut, polisi melakukan penyerbuan. Rumah yang diserbu diduga menjadi rumah perlindungan (safety house) teroris Noordin M Top dan jaringannya. Rumah juga digunakan untuk menyimpan barang peledak, merakit bom dan tempat bom mobil.

Dijelaskan Wahyono, penggerebekan berdasarkan keterangan yang didapatkan dari tiga pihak. Pertama berdasarkan analisis penyelidikan di lapangan, kedua berdasarkan pengembangan lapangan dan ketiga berdasarkan interogasi mendalam satu orang tersangka Achmad Ibrahim.

Dalam penggerebekan di Bekasi, polisi menyita sejumlah barang bukti, antara lain Mitsubishi Pick Up warna merah yang akan dijadikan sebagai bom mobil, Daihatsu Xenia, sejumlah bahan peledak seberat kurang lebih 100 kg, sejumlah peluru laras panjang, dan empat rangkaian bom pipa paralon, serta bahan lainnya pembuat bom. Penggerebekan di Bekasi ini, juga sempat terjadi baku tembak. Dua tersangka teroris, Air Setiawan dan Eko Peyang, berhasil ditembak.

Rumah Teroris Dikontrak Ahmad Fery
Ketua RT 004/012, , Sundoyo mengatakan bahwa pengontrak rumah di Blok D 12 Perum Puri Nusapala , Jatiasih Bekasi yang digrebek Densus 88 Anti Teror itu, dikontrak oleh salah satu orang mengaku bernama Ahmad Ferry, dengan tujuan akan mengerjakan proyek di Cibubur, selama tiga bulan.

Menurut Sundoyo, pengontrak bernama Ahmad Ferry baru menempati rumah Blok D12 Perum Puri Nusapala ini baru satu bulan. Sepengetahuannya rumah yang dikontrak Ahmad Fery itu milik H Suparno, yang tidak pernah menempatinya dan kuncinya dititipkan kepada teman kerja bernamaYusrinul.

Sementara itu H Jufri, Ketua RW 012, di perumahan tersebut mengatakan pengontrak rumah tidak pernah melapor ke RT atau RW selama mengontrak. Menurut Jufri, setelah seminggu pengontrak tidak melaporkan keberadaannya, RT dan RW lantas mendatangi rumah yang kini diketahui menjadi tempat penyimpanan bom itu. Berdasarkan keterangan pengontrak, lanjut Jufri, mereka akan mengontrak selama tiga bulan. "Mereka mengaku sedang mengerjakan proyek," ujar Jufri yang tidak mengetahui proyek tersebut.

Begitu juga sejumlah warga di sekitar rumah yang diserbu polisi anti teror di Jatiasih, Bekasi, Sabtu dini hari 8 Agustus 2009, mengaku sudah lama curiga dengan orang yang mengontrak rumah itu.

Seperti diungkapkan oleh Indra Budiman, warga blok D8, RT 04/RW 12, Perumahan Puri Nusapala, Jatiasih, mengaku bahwa dia dan sejumlah tetangga curiga dengan perilaku Ahmad, yang baru mengontrak rumah itu sekitar satu bulan lalu. "Gorden jendela rumahnya selalu tertutup. Aktivitas di rumah itu baru berlangsung setiap malam saat dia dikunjungi teman-temannya," kata Indra.

Pria berusia 40 tahun itu juga mengungkapkan kebiasaan aneh si penghuni rumah. "Sering kami pergoki dia masuk ke rumah lewat jendela. Kalau ditanya, dia menjawab kunci pintu ketinggalan di dalam rumah," kata Indra.

Selain itu, Ahmad dipantau tidak pernah terlihat shalat di mesjid dekat rumah. "Gelagat tetangga baru itu membuat kami curiga. Dia tidak pernah menjalin komunikasi dengan tetangga," kata Indra.

Kronologi Penggrebekan di Jatiasih
Kronologis penggrebekan dilakukan Tim Detasemen Khusus (Densus ) 88 Anti Teror Mabes Polri di Perumahan Umum (Perum) Puri Nusapala, Jatiasih, Bekasi, berawal dari tertangkapnya Ahmad Fery, yang membawa mobil berisi bom di jalan Kranggan Bekasi.

Menurut sumber dipercaya di lokasi kejadian penggrebekan tersebut, penangkapan Ahmad Ferry, di jalan Krangan Bekasi, yang saat itu dia sedang mengendarai mobil Daihatsu Xenia warna putih. Kemudian saat Ferry diinterograsi, lalu ditunjukannya keberadaan rumah tempat perakitan bom di Perum Puri Nusaphala, Jati Asih Bekasi.

Setelah berada di tempat kejadian Tim Densus 88 Mabes Polri mendatangai perumahan Puri Nusapala, Jatiasih, Bekasi, polisi melumpuhkan 2 pelaku, Air Setyawan dan Eko Peyang, yang diduga sebagai jaringan Noordin M Top.

Dari keterangan Fery itulah awal mula jaringan teroris di Jatiasih terbongkar. Menurut sumber, petugas telah membututi mobil Xenia yang dikendarai Fery sejak berangkat dari Solo, Jawa Tengah.

Sekitar pukul 00.00 WIB, Sabtu (8/8), Fery disergap tanpa ada perlawanan. Dari keterangan tersangka, diketahui pelaku lainnya berada di sebuah rumah di Perumahan Puri Nusapala, Blok D 12 RT 4 RW 12, Jatiasih. Petugas lantas meluncur ke target. Namun, ketika hendak ditangkap, Air Setyawan dan Eko Peyang melakukan perlawanan dengan menggengam bom tangan siap ledak.

Tak ingin terlambat, petugas langsung menembakkan pelor ke arah pelaku. Kedua tersangka tewas seketika. Mayatnya dibawa ke Rumah Sakit Polri Dr Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur. Di TKP, petugas menemukan sejumlah bom yang masih aktif, baik bom yang dipasang di mobil Fery maupun yang disimpan di dalam rumah.

Sementara itu Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri (BHD) saat meninjau lokasi penggrebekan sempat mengatakan bahwa itu rencananya akan diledakkan pada target khusus. Tanpa mau merinci lebih jauh dari peryataanya itu, karena Kapolri akan lansung terbang ke Temanggung untuk menyaksikan penggerebakan juga rumah teroris yang diduga dihuni oleh Noordin M Top. (*/ARI/KSN)

1 comment:

  1. Setelah menghadap presiden SBY, Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri (BHD) melakukan jumpa pers kepada wartawan mengenai laporan dua penyergapan yang baru saja dilaksanakan di Jati Asih, Bekasi dan Temanggung, Jawa Tengah.

    Saat melakukan jumpa pers di kantornya Jalan Trunojoyo, Jakarta pada Sabtu sore, Kapolri menyampaikan pihaknya belum bisa memastikan identitas sebenarnya teroris yang ditangkap di Temanggung.

    Selain itu, Kapolri juga memberikan keterangan peristiwa penyergapan dua anggota teroris di Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat. Dalam keterangannya, Kapolri mengungkapkan fakta dengan menyebutkan bahwa Ibrohim dan Yayan atau Suryana akan menjadi pelaku bom bunuh diri berikutnya.

    Bahkan kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cekeas, Bogor juga akan menjadi sasaran peledakan. Diketahui peledakan tersebut rencananya akan dilaksanakan dua pekan dari tanggal 1 Agustus 2009.

    ReplyDelete

Kontak XAMthone Plus Bekasi (021)606.36235 - 081.385.386.583

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ChatBox

Popular Posts