Deklarasi Bantargebang

Sesaat setelah pertemuannya dengan beberapa petinggi di Jl. Teuku Umar, Daeng Syahrir menghubungi saya, dan meminta saya menemuinya. Saat itu ia masih ada di depan Istana Negara. Tadinya saya berfikir, apakah saya harus meluncur ke Merdeka Selatan. Namun akhirnya ia mengajak saya bertemu di Kota Bekasi di kantor LSM yang terletak dekat GOR Kota Bekasi. Dan sepertinya ia ingin membahas masalah LSM nya serta persiapan menjelang Deklarasi Bantar Gebang, yang pastinya akan dipersolek berubah jadi cantik layak kunjung.
Daeng Syahrir, yang kini mencopot atribut partainya ini akan lebih memfokuskan diri untuk berjuang di LSM yang dia kelola. Lembaga Pemberdayaan Potensi Masyarakat Daerah (LPPMD), dimana ia sebagai Ketua Umumnya ini. Mengantisipasi kegiatan nasional yang akan diselenggarakan di wilayah Kota Bekasi, Syahrir mulai mempersiapkan LSMnya untuk turut andil dalam sebuah peristiwa besar nasional, dimana warga Bekasi bisa bangga.


Saat ini Kota Bekasi sebenarnya sangat membutuhkan Investor Asing. Itulah sebabnya kenapa saya sangat konsen dengan dari awal untuk membangun potensi daerah Kota Bekasi, ujarnya menambahkan. Kalau dulu saya pernah sampaikan bahwa bila pintu gerbang Bekasi dibangun dimulai dari perempatan Pintu Tol Bekasi Barat yang sangat padat lalu lintas dan sudah mulai banyak gedung pusat perbelanjaan ini, maka saya mengajak para petinggi pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat untuk lebih memperhatikan wilayah penunjang ibukota negara ini, jelasnya sedikit berapi-api.

Baginya tanpa maksud berpihak, hal ini bisa berdampak positif. Seolah tertangkap oleh mata dunia dan nasional bahwa pasangan capres-cawapres yang berdeklarasi akan melakukan satu kontrak politik dan janji, bahwa mereka akan dan berjanji untuk peduli dengan masalah isyu utama yang berkaitan dengan kemanusiaan dan lingkungan hidup. Seolah pasangan Megawati dan Prabowo sedang menciptakan opini, mereka akan berfokus pada masalah kerakyatan. Hal ini memang menjadi jargon kampanye mereka. Mega-Pro Rakyat.
Lebih jauh lagi, Ketua DPC Kota Bekasi partai pecahan PDIP ini merinci, Setiap pernyataan politik yang akan diliput oleh seluruh televisi dari berbagai dunia dan nasional menyorot mereka yang deklarasinya di tengah masyarakat kumuh. Ini memang bisa berdampak ganda, satu positif dan satu lagi negatif.

Sesekali ia mengungkit tentang tidak berjalannya program industrialisasi sampah yang ada di Bantar Gebang, seperti gagalnya produk Kompos di pasaran. Hal ini di karenakan belum masuknya investor asing yang memang sangat dibutuhkan bukan saja dari segi ekonomi namun juga teknologi pengolahan limbahnya.
Terlepas dari itu semua, bagi Daeng Syahrir, lokasi TPA Bantar Gebang memang harus mendapat perhatian lebih dan khusus dari pemerintahan pusat. Kalau mau nantinya mereka mendapat dukungan penuh dari kalangan rakyat kecil. Jadi apa yang dilakukan oleh tim sukses Mega-Pro akan sangat efektif dampaknya apabila dalam komunikasi kampanye tetap konsisten dari awal hingga akhir dan tidak berubah-rubah seperti sebelumnya pada saat pileg yang lalu. Ini adalah otokritik, selorohnya kepada dobeldobel.com. (komentarnya menyikapi pro-kontra deklarasi di Bantar Gebang)
Karena kalau salah strategi komunikasi maka bukan saja mereka gagal dalam pilpres putaran pertama nanti, bahkan munkin TPA Bantar Gebang akan mendapatkan tulahnya, kembali ia bercanda.

Dan saya juga perlu menegaskan di sini bahwa perekonomian yang moderat yakni antara ekonomi kerakyatan dan neo-liberalisme bisa digabungkan. Itulah yang disebut oleh bapak bangsa Bung Karno, Ekonomi Pancasila.

Maksud saya adalah, rinci ayah 3 anak ini, Pintu Gerbang Kota Bekasi, yakni peremptan Pintu Tol Barat yang dilalui Kalimalang bisa dijadikan sebagai landmarknya Kota Bekasi dengan membangun situ Waterfront seperti di Belanda, Swiss atau Viena atau lebih modern lagi seperti di Amerika Serikat. Dan tentunya ini kita mengundang investor dari negara-negara tersebut dengan membuat Sister City dengan pemerintahan negara bagian di Amerika Serikat atau salah satu negara Eropa.
Dengan membangun waterfront landmark di pintu gerbang kota Bekasi, maka secara tidak langsung menghidupkan sektor ekonomi kerakyatan dan juga sektor distribusi ekonomi fisik. Ini yang harus diingat, bahwa jalur utama jalan provinsi yang ada di perempatan Pintu Tol Barat dan persimpangan Kalimalang ini sangat potensial untuk jadi area tersibuk di kota Bekasi dan area wisata. Belum lagi bila dibangun ke TPA Bantar Gebang dengan proyek jalan layang langsung ke Cileungsi, ujarnya nyaris berbusa-busa.
Sayang bila hal ini dibahas secara detail, mungkin akan terlalu lama. Tapi paling tidak pihak investor asing akan melirik TPA Bantar Gebang dan Perempatan Pintu Tol barat ini sebagai area dan daerah potensial untuk investasi, demikian Daeng Syahrir menutupi pembicaraan dengan kami.
Sidik Rizal
No comments:
Post a Comment