English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified twitterfacebookgoogle plusrss feedemail

Informasi berita tentang kandidat caleg, pemilukada dan pilpres di Indonesia - Kontak Redaksi: (021)271.01.381 - (021)606.36235, Hotline: 08787.882.1248 - 081.385.386.583

Korupsi jangan dijadikan budaya! Pilih pemimpin yang cinta rakyat, bukan cinta kekuasaan! Bagian Iklan Hubungi (021)27101381 - 081385386583


Friday, October 2, 2009

Musibah sebagai peringatan Allah kepada kita sekaligus Azab buat negeri kita

Bekasi, dobeldobel.com
Tertarik menyikapi sebuah catatan facebook seorang sahabat saya Annasrullah, seorang wartawan aktif di Radar Subang. Dia menuliskan tentang gempa di Sumatera Barat Padang, Pariaman sudah tercantum dalam ayat Al-Qur'an.



Berikut kutipannya:
Pukul 17.16 waktu setempat, hari Kamis, 30 September 2009, Sumatera Barat diguncang dengan kekuatan 7,6 skala ricter (SR). Data terakhir menyebutkan, gempa di Padang sudah lebih dari 500 orang tewas yang sudah berhasil ditemukan dari reruntuhan. Diprediksi jumlah Korban tewas akan terus bertambah.
Betulkah gempa di Pariaman, Padang, Sumatera Barat itu sudah tertulis dalam al-Qur’an?? Menelisik waktu, tanggal serta bulan kejadian Gempa Padang, Sumatera Barat dengan mengkorelasikan ayat-ayat al-Quran. Dan hasilnya, Astagfirullah, aku berlindung dari azab dan murka-Mu, dalam dua ayat dari dua angka (waktu dan tangal-bulan) kejadian gempa itu, Allah benar-benar membuktikan janji-Nya yang tertulis dalam al-Qur’an.
Pertama, dilihat dari waktu kejadian, yakni pukul 17.16 waktu setempat dikorelasikan dengan surat ke 17 (Al-Isra) ayat 16, dikutip dari al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama, terjemahannya adalah:
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnyalah berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami). Kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”. (Surat 17 (Al-Isra) ayat 16).
Kedua, dilihat dari tanggal dan bulan kejadian, atau Tanggal 30 Bulan ke 9 (September) terjadinya gempa dikorelasikan dengan surat ke 30 (Ar-Rum) ayat 9. Dikutip dari sumber yang sama, terjemah ayat tersebut adalah:
“Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri,” (surat 30:9)
Dan pada ayat selanjutnya atau ayat 10 surat yang sama , Allah berfirman: “Kemudian akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan (azab) yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu mengolok-oloknya,” (Surat 30:10).
Tidak bermaksud menjustifikasi, namun sekedar mengingatkan kembali, dalam lima tahun terakhir ini ada lima rentetan gempa bumi skala besar dengan menewaskan puluhan hingga ribuan orang. 26 Desember 2004, Gempa yang disertai badai Tsunami di Aceh dengan 133.029 korban tewas. 28 Maret 2005 Gempa Nias dan P Simeulue jumlah korban tewas 900 orang. Disusul dengan gempa di Selatan Yogyakarta pada 27 Mei 2006, 3.000 orang meninggal dunia.
Dua peristiwa gempa besar terjadi pada tahun September 2009, yakni di Tasikmalaya dengan korban tewas 85 orang. Dan terakhir Gempa mengguncang di Pariaman, Padang, Sumatera Barat, pukul 17.16 atau beberapa jam saja sebelum anggota DPR/MPR dilantik yang banyak menghabiskan dana belasan milyaran rupiah….

Merinding saya membaca tulisan sahabat saya ini. Karena itu saya mencoba menggali lebih dalam lagi setiap perkataanya dan mencoba mencari korelasinya dengan beberapa bencana lainnya. Yang jelas rasa takut saya kiat bertambah, dan pengabaian saya yang selama ini lebih mendominasi perilaku sehari-hari jadi kembali hilang. Artinya saya merasakan betapa besarnya manfaat kejadian itu tanpa mengurangi rasa simpati dan duka saya terhadap saudara-saudara saya yang berada di daerah musibah.

Seorang teman saya bertanya, "Kalau daerah Pariaman kan dikenal lumayan kuat nuansa keagamaannya? Termasuk juga daerah Tasikmalaya yang banyak sekali santri dan ulama di daerah itu, mengapa Allah menurunkan azab di wilayah itu. Lalu bagaimana dengan Jogjakarta? Lalu Aceh yang mendapat julukan Serambi Makkah? Mengapa Allah menurunkan azab bencana di tempat-tempat itu?" tanyanya sambil berkernyit bingung.

Pertama, saya berusaha menjelaskan bahwa bukanlah kapasitas saya mencoba menjawab pertanyaannya atas tindakan Tuhan kepada hambaNya. Dimana kapan dan siapa yang akan jadi pilihan Allah SWT untuk menurunkan azabNya, adalah hak veto milik Allah semata, yang jelas kita harus berkeyakinan bahwa Allah tidak pernah berbuat zhalim terhadap hamba dan makhlukNya, itu pasti.

Kedua, Allah sangat sayang kepada hambaNya, bagi orang beriman setiap musibah yang diterimanya dan secara hakikat adalah pemberian Allah sebagai peringatan, atau penghapus atas dosa yang telah diperbuatnya. Banyak hadits dan ayat yang mengatakan hal tersebut, karena ini semata adalah keinginan Allah menghapus segala dosa maksiat hambaNya yang dicintaiNya. Sebelum mereka mati dan bertemu dengan sang Pencipota, maka bermacam cobaan, ujian diberikan untuk meningkatkan kualitas setiap hambaNya itu dengan "pembersihan" diri melalui "cobaatn" (fitnah) seperti itu.

Sedangkan buat para penentang ayat-ayat Allah (di sini saya maksudkan adalah semua orang yang tidak menganggap penting semua ayat-ayat Allah, baik itu muslim maupun non-muslim). Karena bagi Allah seluruh hambanya itu sama saja, yang membedakan mereka bukanlah karena ketinggian suku, kekayaan harta yang dimiliki, atau kebagusan rupanya. Hanya ketakutan dan ketaatannya semata kepada setiap ayat Tuhan yang diterimanya selama masih hidup. Jadi entah dari mana dia berasal, itu bukanlah hal penting. Tapi penerimaan total kepada ayat-ayat Tuhan yang haq (benar) semata lah yang menjadi kunci penilaian kemuliaan suatu kaum (umat).

Tanpa mengurangi rasa hormat dan kasih sayang saya kepada sesama bangsa Indonesia, coba kalau kita perhatikan adat budaya Pariaman, Sumatera Barat. Semua orang Indonesia tahu bagaimana adat budayanya yang sering sekali diangkat ke permukaan sebagai istilah "Adat bersandar Syariat, Syariat bersandar Kitabullah" (Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah) sebagai contoh adat yang bersandarkan syariat adalah maraknya sistem perekonomian syariah di daerah Sumatera Barat ini. Seperti yang ditulis oleh Tempo, 29-09-2009. Ini adalah prestasi yang diperoleh oleh seluruh masyarakat di sana. Namun ada hal yang sangat krusial yang menjadi pertanyaan saya pribadi tentang adat dan budaya yang ada di tanah Pariaman, yakni tentang adat waris dan silsilah keturunan di tanah Pariaman yang begitu jauh berbeda bahkan mungkin bertolak belakang dengan ajaran Islam. Di masyarakat Pariaman sendiri yang dikenal dalam sistem silsilah keturunan berdasarkan garis matrilinial, keturunan berdasarkan silsilah garis kelahiran dari Ibu. Tidak seperti halnya dalam ajaran syariat Islam, bahwa silsilah itu dilihat dari garis keturunan ayah, patrilinial. Demikian pula hukum waris yang berlaku di tanah Pariaman, bahwa hak anak perempuan tidaklah seperti yang diajarkan dalam agama Islam.

Saya tidak mengatakan saya sangat ahli di bidang hukum waris secara syariat Islam, namun saya tahu persis Islam mengajarkan bahwa dalam hukum waris Islam, hak anak lelaki itu 2 x dari hak waris anak perempuan. Dan tidak demikian halnya dalam adat budaya Minang Pariaman.

Terlepas dari itu semua, saya pernah mewawancarai seorang tokoh terkenal yang kebetulan berdarah Pariaman dan dia sangat memuliakan kedua ibu bapaknya. Saya meminta pendapatnya tentang adat budaya Pariaman itu dalam kehidupan sehari-harinya dan tentunya yang saya tanyakan adalah masalah hukum waris. Jawabannya ternyata kurang lebih sama, bahwa adat itu memang sudah puluhan atau bahkan ratusan tahu menjadi dasar acuan hukum waris, sekalipun mereka menyatakan bahwa "adat bersandikan Syariat, Syariat bersandikan Kitabullah" namun dalam aplikasinya, kok seperti mengolok-ngolok ajaran Islam. Sebagian hukum diterima hal-hal yang berhubungan dengan muamalah (hukum syariat perdagangan dan perbankan) sebagian lagi tidak berdasarkan hukum ajaran Islam (hukum waris).

Saya sendiri memohon ampun kepada Allah dari kesalahan persepsi saya mungkin terjadi karena pendapat saya ini beranggapan mengapa azab Allah bisa turun di tanah yang sangat kuat nilai keagamaannya.

Kembali ke bunyi ayat kutipan di atas,
    “Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri,” (surat 30:9)
    Dan Allah juga berfirman: “Kemudian akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan (azab) yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu mengolok-oloknya,” (Surat 30:10)
.

Apakah sebagian tokoh-tokoh (bolehkah saya sebut, Rangkayo Pariaman, atau Pemuka Adat?) telah mendapatkan bukti-bukti penentangan mereka dari utusan tokoh agama (rasul-rasul) yang mengkritisi kebiasaan adat budaya mereka yang bertentangan dengan Islam dalam hal hukum waris? Atau malah mereka mengolok-olok para utusan itu kemudian sebagai balasannya azab bencana itu diturunkan di sana? Wallahu'alam bi showab.

Berikut ini saya lampirkan pula sebuah tulisan dan tanya jawab tentang adat budaya dan ajaran Islam agar kita bisa membedakan antara syariat Islam dan Budaya yang memang tidak sama. Sekalipun dikuatkan dengan pernyataan, Adat bersandikan syariat, syariat bersandikan kitabullah.
----------------------------------
Gempa Bumi 7.6 SR Sumatera Barat ditengah Glamour Rp 46 M Pelantikan DPR/DPD


Indonesia kembali berduka….Pulau Andalas diguncang gempa dashyat dengan kekuatan 7.6 skala richter (SR) pada hari Rabu 30/9/2009. Gempa tektonik 7.6 SR ini terjadi pada pukul 17.16.09 WIB pada episentrum 0,84 Lintang selatan (LS) dan 99,65 bujur timur (BT), kedalaman 71 kilometer, sekitar 57 km barat laut Pariaman Provinsi Sumbar.
Sebelumnya, tepat 4 minggu yang lalu, 2/9/2009, gempa bumi 7.3 SR menguncang kawasan Jawa Barat (Tasikmalaya) dan menewaskan sekitar 100 orang. Dan 2.5 tahun yang lalu, Sumatera Barat sudah diguncang gempa bumi 5.8 SR yang menewaskan lebih dari 52 orang. Dan 5 tahun yang lalu, lebih dari 110.00 jiwa penduduk Aceh dan Nias tewas diterjang gempa bumi 8.9 SR yang disusul tsunami.

Gempa Bumi Terbesar di Sumatera Barat

Sejak Indonesia berdiri, gempa bumi 30 September 2009 ini merupakan gempa bumi terbesar yang pernah dialami oleh warga Sumatera Barat.  Kekuatan gempa ini jauh lebih besar daripada gempa yang terjadi 2.5 tahun silam. Bahkan dampak gempa ini hampir sama dengan gempa Bantul di Yogya tahun 2006 silam (yang menewaskan 6234 jiwa).) Banyak gedung sekolah, rumah, dan perkantoran ikut hancur/ambruk. Salah satu lembaga pendidikan bahasa asing yakni gedung LIA ambruk, dan sebagian peserta kursus terjebak didalam gedung tersebut. Begitu juga salah satu gedung Universitas Negeri Padang dikabarkan ambruk. Sejumlah jalan penghubung antar kota rusak karena retak dan tertimbun longsor.
Disamping itu, sejumlah gardu listrik PLN mengalami kerusakan parah, sehingga sebagian besar wilayah Padang gelap gulita pada malam harinya. Keadaan ini sangat mencekam, terlebih sebagian besar SPBU ditutup. Sementara itu, hujan lebat mengucur kota Padang. Sejumlah BTS mengalami kerusakan berat, sehingga sebagian besar operator jaringan komunikasi putus, dan hal ini diperparah dengan tingginya traffic (jumlah panggilan) yang masuk dan keluar dari/ke Sumatera Barat.
200 Penghuni Hotel Ambacang Tertimbun Reruntuhan dan Ribuan Tertimbun
Sekitar 200 tamu Hotel Ambacang di Kota Padang belum dapat dievakuasi dari gedung yang runtuh akibat gempa berkekuatan 7,6 skala richter yang mengguncang Sumatera Barat. Hotel Ambancang merupakan hotel bintang tiga yang berada di Jl. Bundo Kandung no 14-16, Padang. Hotel ini ditempuh hanya sekitar 20 menit dengan mobil dari Bandara Internasional Minangkabau.
Kepala Satlak PD Padang, Dedi Hanidal, di Padang, Kamis dini hari mengatakan ada sekitar 200 tamu hotel yang berada di bawah reruntuhan dan belum dapat dievakuasi karena terkendala oleh minimnya peralatan. Gedung hotel dalam kondisi ambruk total, sehingga sulit untuk melakukan evakuasi korban secara manual. Tim evakuasi masih menunggu datangnya bantuan alat berat untuk mempermudah pencarian korban.
Jumlah korban, baik yang meninggal maupun mengalami luka berat dan luka ringan belum dapat dipastikan seluruhnya, mengingat korban di beberapa gedung dan ruko di tengah Kota Padang belum seluruhnya dievakuasi. Ketua Satlak PD Padang memperkirakan ada ribuan warga yang terjebak reruntuhan gedung, rumah, ruko, maupun pertokoan yang meninggal maupun mengalami luka-luka. (Antaranews)
----------------------------------
Indonesia Dilanda Gempa, Satu Kaki Merupakan Azab, Satu Kaki Lagi Teguran
Indonesia, negara republik yang kita cintai ini sedang sedih, karena dilanda gempa yang berkelanjutan. Ada apa di balik semua ini?…
Manusia Indonesia sebagai penduduk terbesar keempat di dunia. Manusia yang mungkin sangat “kemaruk” menikmati kekayaan alamnya. Tanpa melihat keseimbangan ekosistem yang berada di sekitarnya. Dan lupa pula akan berkesinambungannya kehidupan yang akan datang.
Indonesia sebenarnya adalah negara yang sangat berlimpah ruah kekayaan alamnya. Jika kita masih ingat salah satu lirik lagunya Koesplus “Tongkat bisa jadi tanaman”, betapa menggambarkan Indonesia sebagai bumi yang subur lohjinawinya.
Akan tetapi apa yang sering kita tuai sekarang?…ya gempa, banjir, dan bencana alam lainyya. Yang sepertinya tidak berkesudahan saja.
Dimulai dari gempa di Aceh tahun 2004 yang memunculkan Tsunami dan mengakibatkan korban yang begitu banyak hingga ratusan ribu korban jiwa. Kemudian disusul Gempa Yogyakarta tahun 2006. Gempa Mentawai, Gempa Tasikmalaya 2009, banjir Mandailing Natal dan tentunya yang terbaru ini adalah Gempa di Sumatera Barat Padang Pariaman, yang belum diketahui berapa korban yang jatuh akibat Gempa ini. Namun demikian sepertinya Gempa kali ini akan menimbulkan korban yang tidak sedikit, apabila melihat dari besaran skala richternya yang mencapai 7,6 SR.
Muncul pertanyaan, ada apa di balik semua ini?…mungkinkah Satu Kaki Indonesia sudah terjerembab dalam Azab Allah?…dan satu kakinya lagi termasuk dalam kategori teguran Allah?…
Pertanyaan ini muncul dari berbagai kejadian yang menimpa republik ini, yang seolah-olah tanpa henti-hentinya didera bencana. Apakah warga negara Indonesia sudah sedemikian berdosanya?…
Wallahu’alam…
----------------------------------
[gempa di Sumbar] bencana alam, untuk kita renungi
Musibah bencana alam datang silih berganti. Di awal tahun, ingatan kita dibentangkan dengan musibah pesawat hilang, dilanjutkan dengan datangnya musim hujan yang menenggelam ibukota Jakarta dan daerah lainnya. Belum habis, energi kita tersendot guna membaca berita banjir.

Kini, musibah itu datang lagi. Gempa berkekuatan 5,8 skala richter (SR) meluluhlantakkan propinsi Sumatra barat, khususnya daerah terparah yaitu di Solok. Bencana yang datang bertubi-tubi ini seakan tidak pernah surut menerjang kawasan bumi Indonesia.

Sahabat....yuk kita lihat di dalam Al Quran, sebagaimana Allah berfirman:

"Maka apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang menjungkirbalikkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin yang membawa) batu-batu kecil? Dan kamu tidak akan mendapatkan seorang pelindung pun bagi kamu (kecuali Allah)." (QS. Al-Israa,17:  68)

Dalam ayat alquran di atas, Allah SWT menggambarkan bahwa bencana merupakan suatu keniscayaan dalam hidup yang berpengaruh pada terganggunya rasa aman dan ketentraman jiwa setiap manusia.

Untuk itulah, seorang mukmin yang sejati tak selayaknya bila terus-menerus berada dalam titik kesedihan ketika musibah menimpa, karena hal itu sudah Allah gambarkan. Karenanya, hanya kepada Allah SWT saja tempat mengadu bagi segala problematika kehidupan ini.

Kita jadikan munculnya beragam bencana alam sebagai pelajaran berharga (ibrah) sebagai wujud dari seorang hamba yang selalu bersyukur kepada-Nya. Mungkin saja selama ini kita selalu terbuai dengan kesenangan-kesenangan sesaat (duniawi), sehingga melupakan kehadiran-Nya dan seringkali mengingkari nikmat-Nya. Alhasil, murka Allah pun tak terelakkan lagi datang bertubi-tubi.

Boleh jadi juga bencana yang menimpa saat ini merupakan musibah yang diturunkan oleh-Nya agar manusia mengerti, memahami dan tidak merusak lingkungan sekitar. Karena, tidak mungkin Allah menimpakan bencana tanpa ada alasan tertentu.

Sahabat....karena itulah mari kita juga perhatikan Firman Allah SWT: "Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari dasarnya (fondasi), lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas dan datanglah azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari" (Q.S. An-Nahl, 16: 26).
----------------------------------
pertanyaan:
menyambung pertanyaan soal "Apakah budaya Islam itu identik dengan budaya Arab ?"
pertanyaan saya : apakah masih dapat dibedakan mana yang budaya (manusia arab abad 7 masehi) dan wahyu (dari ALLAH - yang mengikat/mutlak)?
contoh :
gaya penampilan/berpakaian ala budaya arab - apakah sekadar budaya (jadi terikat pada komunitas, waktu, tempat tertentu: alias relatif) atau adalah wahyu (jadi mengikat, kekal, mutlak karena dari ALLAH)
jawaban:
Bicara soal budaya, aku rasa belum jelas batasan apa yang masuk pada kategori "budaya berpakaian Indonesia." Kita perlu mengidentifikasinya lebih lanjut.

Misalnya, pakaian sehari-sehari/dinas mayoritas rakyat indonesia perkotaan (celana panjang katun/jeans, kemeja/kaos, rok, jas/dasi dll) dan masyarakat tradisional (kebaya, kain batik, kopiah, sarung, koteka dll).

Sepakatkah kita untuk mengatakan bahwa semua itu sudah menjadi budaya pakaian Indonesia? Ataukah masih pantas/relevan untuk dikelompokkan satu persatu; ie, dasi adalah budaya Eropa, jeans budaya Amerika, abaya/jilbab budaya Arab, dll?

Kalau kita menganggap/menerima bahwa rakyat negeri kita sudah menjadi "a multicultural society", maka dress code dari budaya manapun, haruslah kita anggap sebagai kekayaan budaya yang sudah berasimilasi dengan bangsa kita. Otomatis, dengan menggunakan cara pandang ini, mempertanyakan validitas sebuah budaya tertentu dalam cara berpakaian bangsa kita menjadi tidak relevan lagi.

Skywalker bertanya soal budaya secara umum, walaupun pertanyaan menyempit dengan contoh tentang cara berpakaian.

Secara umum, budaya merayakan Maulid Nabi / grebeg maulud misalnya, yang sudah ratusan tahun turun-menurun dirayakan masyarakat tradisional (dan juga perkotaan dengan cara berbeda). Kalau diruntut secara historis, bisa dipastikan bahwa itu adalah budaya Arab (dari dinasti fatimiyyah/bani ubaid), dan bahkan bukan merupakan "budaya" Islam. Karena diketahui, budaya itu muncul ratusan tahun setelah kelahiran Islam. Contoh lainnya adalah tarian sufi, peringatan 40 hari kematian seseorang, haul yang biasa dipimpin habib2, semuanya adalah budaya yang muncul tanpa basis dari ajaran Islam.

Dari hanya contoh2 ini kita bisa katakan, sesungguhnya Islam itu sendiri tidak mewariskan budaya.

Mengenai pakaian, maka saya yakin, yang diwariskan Islam adalah KONSEP (berbasis wahyu). Konsep umum adalah menutup aurat, baik laki-laki maupun perempuan (dengan kejelasan definisi apa sih yang termasuk aurat itu). Jilbab masuk dalam konsep berbasis wahyu karena definisinya ada dalam Al Quran (masuk kategori seperti yang diucapkan Sky, "wahyu yang mengikat"). Seperti apa fashionnya, tidak disebut.

Berikutnya adalah konsep khusus untuk laki-laki. Nabi melarang Isbal untuk laki-laki (yaitu kain celananya turun melewati mata kaki), dan larangannya adalah mutlak alias mengikat bagi laki-laki, karena via hadits shahih. Perlu diperhatikan, larangan ini tetap merupakan KONSEP, sebab apakah itu celana panjang umum, sarung atau tubb, tidak disebut. Yang penting, KONSEPnya adalah di atas mata kaki, untuk pria.

Untuk surban, mayoritas ulama sepakat itu merupakan bagian dari sunnah yang disyariatkan, tapi sama sekali tidak mewajibkan/mengikat. Masalah jenggot (oh come on *roll eyes*), banyak non-muslimpun bangga punya jenggot, apalagi yang sudah tua, terlihat gagah dan bijak. But that's personal. Dalam ajaran Islam, ada perintah Rasul "Pelihara jenggotmu, tipiskan kumismu, jangan menyerupai orang-orang musyrik." Jelas, kewajiban ini mempunyai tujuan untuk MEMBEDAKAN penampilan orang-orang Islam dari non-muslim. Tapi untuk sebagian pria Indonesia yang walaupun setahun tidak cukur cuma punya 3 helai, tidak perlu terlalu memikirkan hal ini.

Jadi niat dasar pelarangan isbal, menyunahkan surban dan memelihara jenggot, adalah identitas anyar seorang muslim dan bukanlah untuk menepuk dada dan berkata, "Beginilah orang Arab, tirulah." Melainkan "Inilah ciri-ciri muslim, yang berbeda dari non-muslim."

Supaya tidak ngelantur terus (Maaf ya ^_^):

pertanyaan saya : apakah masih dapat dibedakan mana yang budaya (manusia arab abad 7 masehi) dan wahyu (dari ALLAH - yang mengikat/mutlak)?

"Manusia Arab abad 7 Masehi" yaitu Nabi dan orang-orang Islam pertama, sebagai ORANG ARAB, mereka tidak mewariskan, tidak membawa budaya apapun, bahkan sebaliknya, mereka mengikis habis budaya jahiliyyah/kebodohan Arab (mengubur anak perempuan, menyembah berhala, kesetaraan kelompok kaya dan miskin dll). Yang mereka wariskan adalah nilai-nilai ketuhanan, semangat keberagamaan yang tinggi, kesetaraan arab dengan non-arab, dll. Dan bersamaan dengan semua itu, mereka berusaha MEMBEDAKAN diri mereka, dengan membentuk sebuah identitas baru, identitas muslim, dan bukan identitas Arab.

Mengenai topik ini, ada sebuah filem bagus berjudul "Islam: Empire of Faith" produksi PBS, yang menggambarkan dengan jelas perkembangan budaya dan peradaban yang dihasilkan Islam.

Ass Wr Wb Pak Saaf,Mak Tan Ameh,Kanda Indra Catri sarato dunsanak
kasadonyo...,

Ambo pribadi maliek bencana demi bencana yang menimpa Bangsa awak ko lebih
dari sudut Padang Agamo Islam sabananyo... bisa jadi semua bencana ko
merupakan teguran keras ,ataupun azab sabananyo dari Allah ka awak2 urang
Indonesia ko,baik dari Tsunami Aceh (+/- 150.000 Korban tewas),Gunung Merapi
meletus di Jawa tengah,Gempa bumi yang meluluh lantakan Yogya dan
Bantul,Lumpur Lapindo yang menenggelamkan Sidoarjo dan desa2 sekitarnya,dan
sampai yang kapatangko banjir Gadang di Jakarta,Bekasi,Tangerang dan
sekitarnya.

Boleh jadi Alah muak bana barangkali Allah SWT maliek parangai2 awak2 urang
Indonesia ko...

Di Aceh lah contohnyo....Mereka mengaku Islam dgn memakai slogan Kota
Serambi Mekkah bagai...tetapi dunsanaknyo surang ditembaknyo juo hanyo
karano berpihak kepada NKRI atau GAM....Malam2 diculiknyo
dunsanaknyo...banyak nan jadi Yatim piatu...betul2 sadis ka dunsanak
surang......iyobana jahat...

Gunung Merapi meletus di Jawa Tengah...mereka mengaku Islam...tetapi anehnyo
sangat picayo juo ka kicek2 juru kunci Mbah Marijan yang Syirik itu....Alun
ka malatuih gai lai do kicek Mbah Marijan....alah iyo pulo kicek mereka
ko...alah  picayo pulo urang sakampuang dan akhirnyo indak ado nan namuah
mengungsi...padohal dari pengamatan Direktorat Vulkanologi yang S-3 sansaik
se isinyo tu mah alah status Siaga I.... Tapi masih sajo mereka menuruti apo
nan dikatokan Mbah Marijan....kan batea caritonyo namonyo tu.....Islam apo
taka itu tu..????

Lumpur Lapindo...Alah kanyang si Lapindo menikmati pitih dari Minyak dan gas
di daerah Sidorjo dan sekitarnya...tetapi apo hasil minyak dan gas itu
untuak rakyaik Sidoarjo yang notabenenyo lahan sumur2 Lapindo itu adalah
tanah tumpah darah mereka,nenek moyang mereka tu mah nan punyo tanah Lapindo
tu kasadonyo....apo hasil Minyak dan gas yang dikeruk dek Lapindo salamoko
di kampuang mereka ko...minyak dan gas banyak...tetapi rakyaik Sidoarjo dan
sekitarnya melarat.....Apo tu karajo Lapindo?????

Banjir gadang kapatang ko di Jakarta.....ba a indak ka Banjir Gadang di
Jakarta ko, karano Pegunungan dan perbukitan di Bogor Selatan serta daerah
Cianjur yang Menjadi daerah tangkapan Hujan dan daerah resapan air hujan
sejak Zaman Kudo Basarawa dulu sampai kudo indak basarawa kini...
he...he...he...alah habih tandeh menjadi Villa kasadonyo... Alah disemen
kasadonyo...alah diaspal kasadonyo...Jadi kama air Hujan ka payi lari
lai??????
Harusnya air hujan itu meresap ke dalam tanah dan mengisi system Akuifer
dari Underground water System untuak menjadi cadangan air nanti di musim
kemarau....iko indak... alah basemen kasadonyo....Tantu air hujan hanyo
mengalir di permukaan sajo lai dan akhirnyo sampai masuak ka Sungai2, kan
baitu......Padahal sungai2 tu sagitu juo gadangnyo sajak zaman kudo basarawa
dulu......tetapi air nan masuak kini alah batambah banyak,karano sebagian
air yang harusnyo masuak dalam tanah kini alah sato pulo masuak
sungai.....antalah yuangggg....ba a co iko bana bodohnyo management
Lingkungan urang Indonesia ko go?????????????????????????????????????

Apo kato Allah dalam Al Qur'an...telah Engkau lihat kerusakan di Muka bumi
ini karena ulah tangan2 mereka....(Bukan ulah tangan2 air
hujan..he...he...he)

Kito nan pakak...urang lain nan ba hariak....

Kito nan bodoh manyemen  daerah resapan air yang akibatnyo banjir......,air
hujan nan basalahkan....!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kito nan sampilik kariang dan tidak mau berbagi minyak/gas dengan Rakyat
Sidoarjo.....Lumpur nan basalahkan!!!!!!!!!!!!!!
Kito nan syirik, dan picayo ka Mbah Marijan.......Gunung Merapi nan
basalahkan!!!!!!!!!!!!!
Kito nan jahat dan sadis,menembak,menculik sesamo dunsanak........tsunami
Aceh nan basalahkan!!!!!!!!!!!!!

Mohon ma'af ambo baribu ma'af kalau ado nan tasingguang jo kicek2 ambo
ko...iko adolah fakta nyata kasadonyo..!

Himbauan Ambo

Ambo menghimbau dari lubuk hati ambo nan paliang dalam...capek2 lah rakyat
Indonesia ko Tobat dan bersegeralah mencari ampunan,keridhoan dan kasih
Sayang Allah kembali,karena begitu kaya dan Cintanya Allah ka awak2 urang
Indonesia Ko ado minyak,gas,batubara,ameh,nikel,alamnyo indah,rakyatnyo
elok-elok,makananyo lamak2,ikanyo banyak,lautnyo luas,pantainyo indah2
...tetapi ingak-angak!!!!!!!!!!!!!!!!!!......Waiztaazzannu..lainsyakartum
laazidannakum...walainkafartum inna azabi lasyadid...Jika nikmatKU engkau
syukuri niscaya akan Aku Tambah...tetapi jika nikmatKu engkau
kufuri...ingatlah AzabKU sangat pedih.....Alah batubi2 Azab Allah ka
Indonesia ko kini ko mah....Apo hasil karajo SBY salamo jadi President
Ko???? Pitih Negara abih untuak mambali Indo mie,salimuik, evakuasi
pengungsi,rehabilitasi korban banjir/tsunami,iyobana mengurus bencana ka
bencana se karajo SBY nyo salamo ko nyo...

Kesimpulan

Jadi indak paralu takuik Jo gampo do...indak paralu takuik jo sesar/patahan
Semangko do...dan lain-lain sebagainya...Allah tu mah nan mangarikkan gampo
tu mah....Dakekan selah diri awak ka Allah... cintai dan sayangi Allah
sebagaimana Allah telah mencintai dan menyayangi Awak2 manusia
ko....InsyaAllah aman tu mah...Indak paralu teori canggih2 bana
do...!!!!!!!!!!!!!!

Wassalam,
Kurnia Chalik
Ketua II MPKAS (Masyarakat Peduli Kereta Api Sumatera Barat)
Sidik Rizal - dobeldobel.com

2 comments:

  1. Coba dikorelasikan dan dicek dengan Ayat-ayat AlQur'an tanggal-tanggal kejadian berikut?

    * 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter

    * 9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter

    * 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [3].

    * 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.

    * 8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.

    * 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia, lebih dari 200.000 orang meninggal dunia.

    * 26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.

    * 21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.

    * 26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.

    * 21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.

    * 17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa.

    * 25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.

    * 30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.

    * 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.

    * 30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.

    * 12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.

    * 21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa.

    * 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.

    * 19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.

    * 16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.

    * 4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (BucureÅŸti).

    * 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.

    * 4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.

    * 29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.

    * 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas.

    * 24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.

    * 31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.

    * 1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.

    ReplyDelete
  2. SUBHNALLAH....

    Gempa d tasik jam 15.04
    Gempa d padang 17.16
    Gempa susulan 17.58
    esok nya Gempa di jambi 8.52

    coba kalian lihat di ALQUR'AN nomor surat serta jam-jam tersebut....?


    SUBHANALLLAH>>>>>

    ReplyDelete

Kontak XAMthone Plus Bekasi (021)606.36235 - 081.385.386.583

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ChatBox

Popular Posts